Lebih lanjut Sokhib menerangkan, setelah implementasi NLE dengan menggunakan portal Single Sub Mission (SSE) ekspor, maka secara otomatis data akan terkirim ke Karantina dan Bea Cukai, dan pararel kargo dibawa oleh eksportir menuju pengelola kargo
“Agar dilakukan pemeriksaan bersama Karantina, Bea Cukai, Keamanan kargo di Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT). Proses ini 50 persen lebih efisiensi,” jelas Sokhib.
Selain itu Sokhib menuturkan terkait biaya juga mengalami penurunan menggunakan NLE. Dengan melakukan eksportir langsung menuju pengelola kargo, biaya perjalanan yang dibutuhkan menjadi lebih kecil karena tidak perlu ke Kantor karantina, Bea Cukai dan Regulated Agent.
“Serta biaya pemeriksaan keamanan terhadap kargo oleh jasa terkait kebandarudaraan (pengelola kargo) menjadi sedikit. Total penurunan biaya mencapai 35 persen,” ungkapnya," ucap Sokhib.
Sedangkan untuk pengelola kargo, akan terjadi peningkatan jumlah karyawan untuk melakukan pemeriksaan keamanan terhadap kargo dan orang yang akan masuk ke dalam Daerah Keamanan Terbatas (DKT).
"Secara ekonomi dengan proses bisnis yang simplikasi akan berdampak pada peningkatan volume ekspor di Bandara Kualanamu.
Sokhib menyampaikan Implementasi NLE di Terminal Kargo Bandara Internasional Kualanamu terselenggara berkat hasil kolaborasi lintas kementerian, lembaga, dan para pemangku kepentingan di pelabuhan.
“Kami berharap dengan adanya implementasi NLE di bandara dapat menciptakan kemudahan dalam pengiriman logistik, penurunan biaya logistik dan pertumbuhan di sektor industri yang lebih baik,” tutur Sokhib.
Bandara Kualanamu terapkan ekosistem lalu lintas logistik yang efisien
Selasa, 5 Maret 2024 20:31 WIB 3462