Jakarta (ANTARA) -
Ia mengatakan kecap manis di pakai akibat adanya perpaduan budaya Tionghoa dan Indonesia yang sudah turun temurun.
"Kalau Imlek itu banyak makanan juga yang mulai menggunakan kecap manis karena pengaruh Indonesia, karena harusnya kan pake mushroom sauce itu kecapnya masakan Chinese yang sebenernya rasanya asin tapi dulu susah dapatnya jadi akhirnya diganti kecap manis," kata Ragil.
Ia mengatakan ciri khas makanan imlek masih memiliki pengaruh Tiongkok sebesar 70 persen, namun karena kesulitan mencari bahan untuk kecap, masyarakat Tionghoa memakai kecap manis yang hanya ada di Indonesia sebagai penggantinya.
Rasa yang dihasilkan kata Ragil akan ada sedikit perbedaan, namun warna yang terlihat pada makanan tersebut masih sama dengan resep asli Ikan Pindang Bandeng khas Tionghoa.
Selain Ikan Pindang Bandeng, makanan khas lainnya yang juga menggunakan kecap manis adalah paha babi yang dimasak semur atau sering disebut Samchan. Ada juga Mie Panjang Umur yang terdiri dari belasan kondimen yang dijadikan satu sebagai simbol melimpahnya rejeki dan kesehatan.
Beberapa makanan tersebut menjadi ciri khas saat perayaan Imlek karena memiliki makna kemurahan dan berharap keberkahan rejeki selama satu tahun ke depan.
"Yang penting ada beberapa yang jadi pakemnya mereka misalkan harus ada ikan sebagai simbol harus lincah nyari rejeki, aslinya ada potongan ham dari babi bisa diganti sebenarnya dari daging sapi," kata Ragil.
Berbagai macam elemen dalam masakan khas imlek akan menyatu menjadi satu kesatuan dan membuat yang memakannya lebih sehat dan semangat cari rejeki lebih.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kecap manis jadi ciri khas akulturasi budaya makanan Imlek