Medan (ANTARA) - Pengamat ekonomi dari Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Gunawan Benjamin mengatakan, intervensi yang dilakukan Perum Bulog Kanwil Sumut mampu menahan lonjakan harga beras di wilayahnya.
"Intervensi yang dilakukan Bulog Sumut sudah oke," ujar Gunawan di Medan, Minggu.
Meski belum turun sesuai harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp11.500 per kilogram untuk medium dan Rp14.400 per kilogram untuk premium, Gunawan memandang harga beras di Sumut saat ini terkendali.
Dalam sepekan terakhir, harga rata-rata beras medium di Sumut stabil berkisar Rp13.540 sampai Rp13.690 per kilogram.
Pada periode yang sama, harga beras premium di Sumut Rp14.600-Rp14.730 per kilogram.
Menurut pria yang juga Ketua Tim Pemantau Harga Pangan Sumut itu, kondisi tersebut cukup positif karena andai harga beras naik lagi sekitar Rp1.000-Rp2.000 per kilogram, itu akan sangat memengaruhi daya beli masyarakat.
"Harga beras itu sensitif. Itulah kenapa pengendaliannya krusial," kata Gunawan.
Walau begitu, dia berharap Bulog Sumut tetap rutin memantau ketersediaan stok beras seiring dengan kerapnya harga komoditas tersebut bergejolak.
Bagi Gunawan, yang terpenting adalah bagaimana Bulog Sumut tetap dapat menjaga pasokan beras misalnya dengan impor.
Kemudian, dia pun meminta supaya Bulog Sumut terus menjaga kemampuan untuk menyerap beras dari petani.
"Jadi, penting kiranya untuk melihat stok gabah di petani berapa," tutur Gunawan.
Kemudian, dia meneruskan, upaya vital lain yang bisa dikerjakan Bulog untuk menjaga harga beras di Sumut yaitu dengan rajin berpartisipasi di pasar murah.
Untuk itu, Gunawan menyebut idealnya Bulog berkoordinasi erat dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan pemerintah kabupaten-kota di wilayahnya itu.
"Saya berharap operasi pasar Bulog bersama pemerinth daerah di Sumut digalakkan. Apalagi saat ini mendekati masa Natal dan Tahun Baru, di mana konsumsi dan kebutuhan pangan akan alami peningkatan," kata Gunawan.