Medan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menilai Perum Bulog Kanwil Sumut sangat penting untuk menekan harga beras di wilayahnya.
"Peran Bulog itu sangat strategis sebagai perpanjangan tangan pemerintah mengatasi kenaikan harga bahan pangan terutama bahan pokok beras," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan pada Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sumatera Utara Muhammad Juwaini di Medan, Selasa.
Juwaini melanjutkan, beberapa program Bulog di Sumut seperti penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), pemberian bantuan pangan serta penyaluran beras ke penggilingan juga distributor berdampak nyata.
Harga beras disebutnya dapat tertahan sehingga tidak melonjak tinggi.
Pada seminggu terakhir, berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional, harga rata-rata beras premium Sumut berada di rentang Rp14.640-Rp14.690 per kilogram, sedikit di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp14.400 per kilogram.
Pada periode yang sama, rata-rata harga beras medium di Sumut Rp13.540-Rp13.610 per kilogram, lebih tinggi di atas HET Rp11.500 per kilogram.
"Artinya peran Bulog memang sangat diharapkan untuk menetralisasi harga pangan yang berpotensi melonjak terutama menjelang Natal dan Tahun Baru," kata Juwaini.
Meski demikian, supaya pengendalian harga di daerah maksimal, Muhammad Juwaini menegaskan perlu adanya sinergitas semua pihak terkait misalnya Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Alam Sumut lalu Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sumut, Satgas Pangan serta Perum Bulog Sumut.
Di Sumut, sampai Senin (4/11), Bulog Sumut sudah menyalurkan 68 ribu ton beras SPHP ke masyarakat atau 93,17 persen dari target total 73 ribu ton.
Sementara bantuan pangan, yakni periode September sampai November, Perum Bulog Sumut total mendistribusikan Rp27.189,84 ton beras.
Perum Bulog Sumut masih akan menyampaikan bantuan beras lagi ke keluarga penerima manfaat (KPM) pada Desember 2023. Untuk itu, Bulog menyiapkan lebih dari sembilan ribu ton beras.