Medan (ANTARA) - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil I mengantisipasi potensi kartel di tengah tingginya harga jagung pakan di Provinsi Sumatera Utara.
"Kami selalu mengamati apakah ada intervensi dari pelaku usaha dalam mengatur harga atau tidak," ujar Kepala KPPU Kanwil I Ridho Pamungkas di Medan, Senin.
Menurut Ridho, jika menemukan kejanggalan, pihaknya akan mendalami situasi kenaikan harga jagung pakan tersebut.
KPPU Kanwil I menegaskan selanjutnya segera melakukan pengecekan ke lapangan dengan membandingkan harga di petani dan harga di pasar.
"Kalau harga jual ke pasar tinggi sementara di petani rendah, artinya pihak agen yaitu pembeli jagung (dari petani-red) memiliki posisi kuat untuk memainkan harga," tutur Ridho.
Meski begitu, tingginya harga di tingkat konsumen tidak selalu berarti adanya praktik kartel.
Sebab, Ridho menambahkan, suplai komoditas seperti jagung sangat bergantung kepada musim.
"Misalnya, ketika memasuki musim hujan, pengeringan jagung sudah selesai sehingga pasokan berkurang. Sementara di Medan, misalnya, hanya ada beberapa pelaku usaha yang berperan sebagai agen untuk mengumpulkan jagung sebelum dijadikan pakan ternak," kata dia.
Harga jagung di Indonesia, termasuk Sumatera Utara, mengalami kenaikan dalam beberapa pekan terakhir dan berada di atas harga acuan pemerintah untuk penjualan di konsumen.
Di Sumut, berdasarkan Panel Harga Bapanas, harga rata-rata jagung di tingkat peternak mencapai Rp6.460 per kilogram pada Senin (27/11). Pada seminggu terakhir, harganya berada di rentang Rp6.280-Rp6.580 per kilogram.
Harga itu lebih tinggi dibandingkan harga acuan penjualan jagung di konsumen yang diatur pemerintah dalam Peraturan Bapanas Nomor 5 Tahun 2022 yakni Rp5.000 per kilogram.
Untuk mengendalikan harga tersebut, pemerintah melalui Perum Bulog mengimpor 500 ribu ton jagung pakan yang dibagi dalam dua tahap.
Pada 15 November 2023, sebanyak 20 ribu ton jagung pakan impor asal Vietnam tiba di Pelabuhan Terminal Teluk Lamong, Surabaya.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyebut, itu menjadi kedatangan perdana dari total 250 ribu ton jagung impor untuk tahap pertama.
"Itu merupakan kedatangan perdana dari penugasan tahap pertama sejumlah 250 ribu ton. Adapun total penugasan yang diberikan kepada Bulog sebanyak 500 ribu ton," tutur Budi.
Di Sumut, Perum Bulog Kanwil Sumatera Utara menyatakan sebanyak 10 ribu ton jagung pakan impor diupayakan masuk ke provinsi tersebut pada tahun 2023.