Selain itu, faktor genetika, seperti ada anggota keluarga yang mengidap kanker, juga menjadi faktor yang meningkatkan risiko kanker.
Ia pun memastikan gaya hidup sehat, melahirkan anak pada usia di bawah 35 tahun, dan menyusui bayi sampai usianya dua tahun adalah hal-hal yang dapat menurunkan risiko kanker payudara.
Deteksi dini dan pencegahan risiko juga merupakan langkah penting yang dapat mengurangi potensi kematian akibat kanker payudara dan memperbesar tingkat kesembuhannya.
"Pencegahan dan deteksi dini, dua itulah yang menjadi kunci utama untuk penanganan kanker yang lebih baik," kata Yadi menegaskan.
Data Globocan tahun 2020 menunjukkan jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 65.858 kasus atau 16,6 persen dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia, dan jumlah kematian akibat kanker tersebut pada 2020 mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus.
Sementara itu, untuk meningkatkan kesadaran terhadap kanker payudara, masyarakat dunia memperingati bulan Oktober sebagai Bulan Peduli Kanker Payudara.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Praktisi: Tidak semua pengidap kanker payudara perlu mastektomi