IPOS Forum 2023 dihadiri sekitar 500 orang peserta mulai para pelaku perkelapasawitan, petani, perusahaan, regulator (pemerintah daerah dan pusat), akademisi, praktisi dan lainnya.
IPOS digelar dalam bentuk sarasehan yang merupakan wadah para pemangku kepentingan perkelapasawitan untuk mendiskusikan hal-hal yang menjadi isu utama.
Kemudian ada coaching clinic (klinik sawit) khusus untuk petani sawit untuk dapat berkonsultasi mengenai permasalahan budidaya tanaman kelapa sawit.
"Klinik Sawit juga terbuka untuk pelaku pengusahaan perkebunan kelapa sawit," katanya.
Komoditas kelapa sawit, ujar Timbas, terbukti menjadi faktor penting dan strategis dalam perekonomian nasional. Nilai ekspor yang dihasilkan telah menyumbang devisa yang cukup besar bagi negara.
Dalam berbagai situasi, perkebunan kelapa sawit sanggup bertahan untuk menyejahterakan rakyat sekaligus menunjang perekonomian baik daerah mau pun nasional.
Namun seiring dengan meningkatnya peranan industri kelapa sawit tersebut, di saat yang sama isu-isu yang berpotensi mempengaruhi perkembangan bisnis sawit ini tidak pernah surut.
Isu sustainability, tata ruang, kawasan hutan, perizinan serta kemitraan dan peremajaan sawit rakyat masih merupakan tantangan yang semakin serius yang harus dihadapi para pelaku pengusahaan industri kelapa sawit di Indonesia.
Mengingat hal tersebut dan berangkat dari kondisi yang umumnya dirasakan oleh para pemangku kepentingan industri kelapa sawit, dimana dalam praktiknya masih banyak hambatan yang ditemui terkait aspek regulasi dan hukum untuk kepastian berusaha, maka tema yang diambil pada IPOS Forum 2023 ini adalah “Legalitas Tidak Menjamin Kenyamanan dan Keamanan Investasi Usaha Perkelapasawitan Nasional”.