"Badan pengelola yang baru sturukturnya seperti apa, kemudian kami rombak. Ditargetkan minggu depan sudah selesai," kata Arief.
Arief berharap dengan kepengurusan baru BPTCUGGp Sumut, dapat membawa dampak baik bagi geopark di Danau Toba, menjadi Green Card. Setelah dilakukan perbaikan dalam kurun waktu dua tahun depan. Kembali akan dilakukan revalidasi oleh tim UNESCO.
"Nanti setelah pengurus yang baru ini ya bekerja, yang kami harapkan bukan hanya menyangkut kartu kuning dan hijau. Tapi, bagaimana memang geopark ini bisa kami tingkatkan pemasarannya," kata Arief pula.
Pada sisi lain, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan kunjungan wisatawan ke Danau Toba, Sumut, saat ini meningkat signifikan, di tengah pemberian “kartu kuning” atau peringatan dari organisasi internasional UNESCO.
“Per hari ini kunjungan ke Danau Toba meningkat signifikan dan kita akan meminimalisasi dampak negatif terhadap ‘kartu kuning’ tersebut,” ujar Sandiaga Uno.
Menparekaf Sandiaga mengatakan pihaknya akan melakukan langkah antisipasif dengan memberi tahu para calon wisatawan bahwa Danau Toba masih terjaga alamnya. Hal itu menjadi salah satu langkah guna memastikan Danau Toba tetap berstatus sebagai UNESCO Global Geopark.
“Ini pelajaran bagi kita ya dan seperti alarm juga. Jadi salah satu yang diangkat, meski kita masih tunggu penjelasan dari UNESCO awal tahun depan, tapi yang terlihat adalah aspek sinergi antara badan pengelola dengan pemangku kepentingan lain,” kata Sandiaga pula.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemprov berjuang keras cabut status kartu kuning Geopark Kaldera Toba