"Mohon diperhatikan, proyek panas bumi ini menyebabkan percepatan sistem pengaratan bagi atap rumah penduduk, biasanya seng itu lima tahun ke atas baru terjadi pengaratan, sekarang dua tahun sudah terjadi pengaratan," katanya.
Usulan lain juga datang dari tokoh masyarakat Sibanggor Tonga, Muhammad Ikbal. Ia mengatakan terkait adanya pembukaan area baru, masyarakat Sibanggor Tonga merasa senang, tapi di sisi lain warga menyampaikan keluhan.
"Warga kita ada juga yang komplain, karena akibat pembukaan area baru apabila musim hujan air di penampungan untuk kebutuhan masyarakat akan menjadi keruh. Kedua, pada saat musim hujan terutama di area Tango, persawahan masyarakat sering mengalami banjir. Ini sudah kami usulkan agar ada perbaikan yang dilakukan perusahaan, harapan kami secepatnya bisa diberikan solusi," kata Ikbal.
Usulan lain juga datang dari Abdi, perwakilan Forum Masyarakat Peduli Puncak Sorik Marapi. Ia berharap ke depan agar perusahaan untuk lebih objektif melakukan rekrutmen karyawan atau tenaga kerja untuk lebih objektif dan profesional.
Ia juga menyampaikan keluhan soal rendahnya perhatian pemerintah daerah ke desa-desa wilayah kerja panas bumi
"Masyarakat sebenarnya heran, SMGP ini telah membuka investasi yang sangat besar di Kabupaten Madina, tapi masyarakatnya kurang perhatian pemerintah. Kami paham seberapa besar pendapatan negara maupun daerah dari proyek ini, tapi yang kami kesalkan pembangunan infrastruktur kebutuhan masyarakat seolah pemerintah tutup mata," keluhnya.
Kemudian, Saiful, perwakilan dari Desa Hutanamale menyampaikan pada prinsipnya masyarakat mendukung proyek panas bumi karena telah membawa perubahan yang signifikan bagi masyarakat khususnya tiga kecamatan yang ada di wilayah kerja PT SMGP
"Kami sadari pasti ada plus minus hadirnya PT SMGP ini, tapi secara umum PT SMGP telah membawa kemajuan bagi masyarakat. Kehadiran PT SMGP ini membawa pertumbuhan ekonomi," terangnya.
Sidang amdal SMGP, warga usulkan beberapa perbaikan
Kamis, 5 Oktober 2023 22:05 WIB 1645