Ia menjelaskan gejala awal ini biasanya dirasakan pada usia 50 tahunan ke atas, tapi saat ini kondisi tersebut juga sering dialami generasi muda akibat penggunaan gadget yang salah.
"Jika ini berlanjut, akan menjadi sangat mengerikan, karena menjadi penyebab kelumpuhan tangan dan kaki, seksualitas hilang, buang air besar dan kecil tak terasa atau loss, dan lainnya. Tentu tidak ada obat yang menyembuhkan dan tidak ada operasi yang mengembalikan, yang akhirnya berujung kelumpuhan dan tak menutup kemungkinan berujung kematian," tuturnya.
Jika hal itu terjadi, kata dia, Indonesia justru akan menciptakan orang-orang yang terkategorikan tidak sempurna. Bonus demografi yang harusnya bisa menjadikan negara Indonesia maju dan berkembang, tapi berubah jadi bencana.
Untuk itu, ia mengajak generasi muda, khususnya siswa didik untuk lebih bijak menggunakan gadget atau gawainya.
Menurutnya, hadirnya persaingan yang semakin tinggi. Orang asing bisa masuk dan banyak hal mulai dikerjakan oleh mesin, sehingga pekerjaan akan semakin sulit didapat.
"Untuk itu adik-adik harus mempersiapkan diri sejak saat ini. Karena adik-adik nanti tidak lagi bersaing dengan manusia saja, tapi juga mesin. Untuk itu mari kita lahirkan generasi muda berkualitas," ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Inisiator GGSI ajak generasi muda siapkan diri sambut bonus demografi