Medan (ANTARA) - Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Sumatera Utara, Nawal Lubis mengajak masyarakat peduli terhadap lingkungan dengan menjaga kebersihan dan memanfaatkan limbah bernilai ekonomis.
Hal tersebut disampaikan Nawal Lubis terkait diresmikannya Pembangunan Bank Sampah Induk Rumah Hijau yang dugagas Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Sumut.
"Kita edukasi masyarakat untuk menjaga lingkungan, mereka tidak lagi membuang sampah dan membakar sampah, tetapi limbah anorganik rumah tangga seperti bekas botol air mineral, kertas koran dan produk plastik yang tidak terpakai bisa bernilai ekonomis. Kita sosialisasikan, kita sampaikan kepada ibu pengajian, ibu-ibu arisan, edukasi mereka, sampah di sekitar kita bisa menjadi manfaat, yang penting mau dan tidak malas memilahnya," ujar Nawal Lubis di Medan, Kamis.
Nawal Lubis mengatakan, dengan kesadaran masyarakat untuk mulai memilah, mendaur-ulang, dan memanfaatkan sampah akan menciptakan lingkungan yang bersih, aman dan nyaman. Juga diharapkan pengelolaan sampah berwawasan lingkungan bisa menjadi budaya di masyarakat.
"Permasalahan sampah terutama di kota-kota besar bukan menjadi tanggung jawab pemerintah saja, namun ini tanggung jawab bersama, bagaimana menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak membuang dan membakar sampah sembarangan," kata Nawal.
Untuk itu, Nawal berharap, pembangunan Bank Sampah Induk “Rumah Hijau” DLHK Sumut ini bisa mengurangi jumlah sampah yang dibuang warga ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Selain itu, juga keberadaannya bisa bermanfaat bagi mereka yang mencari nafkah dengan mengumpulkan limbah-limbah anorganik dari masyarakat.
“Kita harapkan pembangunan Bank Sampah ini tidak seremonial saja, namun bisa mengubah perilaku masyarakat, apalagi mereka yang menambah penghasilan keluarga dari pengumpulan limbah rumah tangga anorganik,” sebutnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Sumut, Yuliani Siregar mengatakan kegiatan Bank Sampah Rumah Hijau bukanlah hal yang baru dilakukan. Sebelumnya kegiatan serupa juga pernah dilakukan, namun tidak berjalan.
Untuk itu, ia bersama pemangku lebijakan terkait kembali mencoba untuk menghadapi tantangan agar program bank sampah ini bisa berjalan.
“Kita harapkan kesadaran masyarakat peduli akan sampah. Untuk awalnya kita mulai dari sampah-sampah yang ada di OPD. Kemudian kita juga nantinya akan terintegrasi ke kabupaten/kota, kecamatan. Ke kabupaten/kota nanti kita berdayakan UPT agar dihadirkan bank sampah. Kemudian di tingkat kecamatan dan kelurahan juga akan bekerja sama dengan PKK, terkait sosialisasi pemanfataan," ujar Yuliani.
Yuliani menjelaskan pihaknya sudah berkerja sama dengan sejumlah perusahan terkait program bank sampah itu. Sampah yang dikumpulkan kan dibeli oleh Bank Sampah Rumah Hijau DLHK Sumut. Harganya akan disesuaikan dengan harga pasar.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak lagi membuang sampah apalagi membakar karena sampah tersebut sangat bermanfaat. Sosialisasi dan juga imbauan itu akan dimulai sejak dini, yakni mengenalkan pemanfaatan sampah kepada anak PAUD dan masrakat.
“Nantinya kita akan memberikan sosialisasi dan pendidikan sejak dini kepada anak-anak terkait pemanfaatan sampah. Jadi ada sampah organik dan anorganik. Sampah mana yang ahrus di pisah, seperti, botol plastik, kertas, kardus, dan lainnya. Kita optimis program ini bisa berjalan seterusnya,” ujar Yuliani.