Medan (ANTARA) - Artificial intelligence (AI) memainkan peran penting dalam meningkatkan keamanan siber untuk konteks kota cerdas. AI memberdayakan kota cerdas untuk secara cepat merespons ancaman dengan menerjemahkan wawasan menjadi aksi yang berdampak.
Dengan menganalisis secara mendalam aktivitas jaringan normal dan mengidentifikasi penyimpangan, AI membantu mendeteksi penyusupan sebelum kerusakan parah terjadi. Pendekatan proaktif ini bukan sekadar mengandalkan catatan ancaman berdasarkan serangan siber di masa lalu yang mungkin tidak memperhitungkan pola-pola serangan baru.
Edwin Lim, Country Director of Indonesia, Fortinet, dalam keterangan yang diterima di Medan, Rabu, menyampaikan, peranan AI dalam sebuah konsep dan perkembangan sebuah kota cerdas juga dapat memfasilitasi pelaksanaan zero-trust dengan terus-menerus melakukan autentikasi dan pengawasan terhadap perangkat cerdas dengan akses ke jaringan. Begitu ada tanda-tanda aktivitas yang mencurigakan, program keamanan otomatis mengisolasi perangkat target untuk mencegah infeksi lebih luas.
Selanjutnya, AI berperan sebagai analis virtual yang mendukung tim keamanan dalam merespons potensi penyusupan. Dengan memanfaatkan deep neural network, analis virtual dapat mengidentifikasi serangan pola pengodean dan propagasi.
Mereka membantu deteksi otomatis untuk ancaman terenkripsi, kampanye web berbahaya, dan malware perusak sehingga meningkatkan pertahanan melawan ancaman siber secara keseluruhan di kota-kota cerdas. Kota cerdas dan keamanan siber tidak bisa dianggap remeh. Tanpa perlindungan yang layak, serangan siber, seperti ransomware dan DDoS dapat mengakibatkan kekacauan yang bisa berujung pada gangguan layanan secara luas dan potensi kecelakaan.