Medan (ANTARA) - Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sumatera Utara, Ilyas S Sitorus, mengungkapkan jumlah pengangguran di wilayah itu turun 10.000 ribu pada tahun 2023.
"Penurunan jumlah pengangguran di Sumut dipengaruhi dengan pemulihan ekonomi yang semakin membaik dan kebijakan pemerintah, pascapandemi COVID-19," ujar Ilyas Sitorus, di Medan, Ahad.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut mencatat jumlah pengangguran di Sumut pada Februari 2021 sebanyak 449 ribu jiwa, turun menjadi 423 ribu jiwa pada Februari 2022, dan terus menurun menjadi 413 ribu jiwa pada Februari 2023.
Ilyas mengatakan Iklim investasi menjadi faktor turunnya tingkat pengangguran di daerah ini, yang ditandai dengan kehadiran wirausaha melalui program pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Sumut.
"Seperti adanya kehadiran platform digital yang dimanfaatkan sebagai informasi pasar kerja," kata Ilyas.
Selain itu, Pemprov Sumut juga menyediakan program magang baik di dalam negeri maupun luar negeri yang bertujuan untuk mengurangi angka pengangguran dan calon tenaga kerja memiliki pengalaman kerja dan kompetensi.
"Kita ada magang ke Jepang. Ada juga pelaksanaan Job Fair yang diikuti oleh 35 perusahaan beberapa waktu lalu," sebutnya.
Upaya penurunan jumlah pengangguran tersebut merupakan program prioritas Pemprov Sumut di masa kepemimpinan Gubernur Edy Rahmayadi bersama Wagub Sumut Musa Rajekshah.
Pengamat ekonomi dari Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Gunawan Benjamin mengatakan intervensi yang dilakukan Pemprov Sumut bisa dikatakan berhasil.
Ia menilai dari kondisi ekonomi global yang disebut-sebut mengalami resesi pada 2023 akibat pandemi COVID-19, Sumut bisa mempertahankan kondisi ekonominya walau tumbuh melambat.
"Pengendalian inflasi dan penciptaan lapangan kerja menjadi pilar utama agar masyarakat tidak masuk ke dalam jurang kemiskinan. Di tahun 2023 ini pertumbuhan ekonomi Sumut pada dasarnya masih tumbuh. Secara kumulatif, ekonomi Sumut tumbuh 4,7 persen pada 2022," ujar Benjamin.*