Dia membuat semacam kartu profil yang berisi informasi asal biji kopi, lokasi produksi, pemilik ladang kopi dan konsumen bisa menemukannya bila berkunjung ke kedai. Salah satu kartu profil ini memuat informasi tentang kopi Gayo yang varietas Ateng Super dari Paya Baning, Aceh yang diproses secara alami.
Harris mengaku lebih fokus pada produksi kopi lokal dan untuk itu dia bekerja sama dengan ratusan petani kopi dari berbagai lokasi di Indonesia antara lain Aceh, Simalungun, dan Karo, Sumatra Utara baik secara langsung maupun memanfaatkan koperasi di wilayahnya.
Dia memberdayakan mereka, salah satunya melalui Program Adopsi Ladang demi membantu mereka mengontrol kualitas biji kopi sekaligus membantu meningkatkan perekonomian petani.
Lima tahun setelah usahanya stabil, Harris mulai membeli biji kopi dari petani dengan harga tertinggi terlepas dari baik atau tidaknya biji kopi itu dengan harapan setiap tahun mereka akan lebih baik.
"Grade 1 misalnya Rp150 ribu, grade 2 Rp130 ribu, saya enggak mau tahu grade-nya berapa saya beli Rp150 ribu. (Petani) merasa ada sebuah komitmen, kadang 50 persen down payment (DP). Ini jadi sebuah program adopsi," tutur dia.
Berbicara upaya melanggengkan usaha, maka tak lepas dari inovasi dan ini sesederhana soal kemasan. Dia ingin produk kopi miliknya bisa tersedia dalam berbagai bentuk sehingga menghadirkan kemasan kopi kapsul, sachet, dan siap minum. Ini sesuai dengan komitmen yang dia buat sejak awal mendirikan usaha kopi pada tahun 2015, selain terjangkau dan berkualitas.
Selain membuka kafe di Medan, Harris juga berjualan secara daring melalui Tokopedia dan menggunakan Dilayani Tokopedia untuk memperluas jangkauan pasar. Sejak bergabung dengan Tokopedia, transaksi tokonya mengalami peningkatan hingga 3,5 kali lipat per tahun.
Dia memanfaatkan toko daring ini bukan hanya demi menjual produk kopi, tetapi juga alat-alat yang dibutuhkan dalam meracik sebuah minuman kopi, menyasar kafe-kafe kopi.
"Gunakan satu platform untuk serving dua konsumen, bisnis ke konsumen dan bisnis ke bisnis. Semua kafe yang menjamur itu teman kami. Kami tawarkan biji kopi, mungkin mereka mau," kata Harris.