Harga minyak mundur karena kekhawatiran baru atas permintaan pada Selasa (20/6/2023), setelah mencatat pertumbuhan substansial dalam dua sesi sebelumnya karena ekspektasi kebijakan stimulus dari China.
Minyak WTI mundur karena para pedagang bereaksi terhadap keputusan China untuk memangkas suku bunga jangka panjang, kata Vladimir Zernov, analis pemasok informasi pasar FX Empire.
Meskipun pemotongan suku bunga pinjaman 5 tahun China dari 4,3 persen menjadi 4,2 persen sejalan dengan ekspektasi analis, para pedagang ingin melihat pemotongan yang lebih agresif, menurut Zernov.
Pertumbuhan China akan terus membaik dan negara tersebut mungkin memiliki beberapa stimulus yang akan membantu mengembalikan sisi permintaan pada paruh kedua tahun ini, kata Mark Haefele, kepala investasi di UBS Global Wealth Management di pertemuan virtual meja bundar media pada Selasa (20/6/2023).
"Jika ekonomi global, selain China, terus bertahan lebih baik dari yang diperkirakan, itu juga akan mendukung permintaan hingga paruh kedua tahun ini," kata Haefele kepada Xinhua.
Kelemahan harga minyak baru-baru ini memberikan peluang untuk menambah posisi tertentu dan UBS memiliki sikap yang paling disukai pada minyak dan emas, kata UBS dalam laporan prospek pertengahan tahun untuk paruh kedua tahun 2023 yang dikeluarkan pada Selasa (20/6/2023).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Harga minyak jatuh tertekan kekhawatiran atas prospek permintaan