Digitalisasi sektor keuangan itu, antara lain lokapasar, dompet digital, dan transaksi digital. Literasi digital yang baik dapat memahami dan memanfaatkan ragam digitalisasi di sektor jasa keuangan tersebut.
“Sebab, transformasi keuangan digital tidak terhindarkan. Ada kelebihan yang dimiliki dibanding dengan cara konvensional. Keuangan digital lebih efisien, cepat dilakukan dan mudah, serta mengoptimalkan alokasi tenaga kerja,” tuturnya.
Kepala Unit ICT UNDIPA Makassar Erfan Hasmin mengingatkan pentingnya kecakapan dan keamanan digital dalam penggunaan digitalisasi sektor jasa keuangan.
Menurut dia, keamanan digital adalah sebuah proses untuk memastikan layanan digital, baik secara daring atau luring, bisa dilakukan dengan aman. Tidak hanya untuk mengamankan data pribadi, melainkan juga melindungi data yang bersifat rahasia.
“Tidak ada yang aman 100 persen di dunia digital, yang bisa kita lakukan adalah mengurangi risikonya sedapat mungkin termasuk dampak yang membuat kita menjadi boros di dunia digital,” ujarnya.
Lokakarya literasi digital bertema “Cakap Literasi Keuangan, Jauhi Budaya Konsumtif di Era Digital” yang digelar di Jawa Barat, Kamis (15/6), diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.
Lokakarya tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pakar ingatkan warganet tak terjebak budaya konsumtif di ranah daring