"Hal ini lebih baik dari tahun sebelumnya yang hanya 1.200 ringgit per bulan. Peningkatan ini tak lepas dari kerjasama pemerintah Indonesia dan Malaysia yang lebih baik," ucapnya.
Sedangkan PMI yang bekerja di Singapura maupun Brunei Darussalam berasal dari sektor mandiri seperti bekerja menjadi dokter hewan dan tenaga ahli.
"Namun, pada 2022 ada penyalur untuk bekerja di Singapura yang membuka lowongan bekerja menjadi tenaga kesehatan," ucap Lucky.
Dia mengatakan, BP3MI Sumut tidak puas diri atas capaian saat ini. Ke depan pihaknya terus merangkul pemerintah kabupaten dan kota agar terus meningkat kompetensi seperti melakukan pelatihan kepada para PMI tersebut.
"Diharapkan terus meningkatkan kompetensi PMI semakin dihargai dan bermartabat di luar negeri. Serta pada pendapatan akan lebih baik lagi," ucapnya.