Medan (ANTARA) - Wali Kota Medan Rico Tri Putra Waas mengatakan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) merupakan momentum untuk terus meneguhkan semangat meningkatkan kecerdasan bangsa.
"Pendidikan adalah hak asasi dan hak sipil yang melekat dalam diri setiap insan baik sebagai pribadi maupun warga negara," ujar Rico Waas saat memimpin upacara Hari Pendidikan Nasional, di Medan, Jumat.
Wali Kota mengatakan momentum tersebut merupakan sebagai amanat konstitusi yang harus memberikan layanan pendidikan yang terbaik, bermutu, dan berkemajuan bagi seluruh anak bangsa.
Dia mengatakan bahwa masyarakat berhak untuk mendapatkan layanan pendidikan yang baik, bermutu dan kemajuan tanpa adanya diskriminasi.
"Sesuai amanat konstitusi, tidak boleh ada diskriminasi atas dasar agama, fisik, suku, bahasa, ekonomi, jenis kelamin, domisili dan sebab- sebab lain yang menyebabkan seseorang kehilangan kesempatan memperoleh pendidikan," kata dia.
Wali Kota menyebut hakikat dari pendidikan adalah proses membangun kepribadian yang utama, akhlak mulia, dan peradaban bangsa. Secara individual, pendidikan adalah proses tumbuh kembang fitrah manusia sebagai makhluk pendidikan.
"Dengan adanya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan, memiliki keterampilan, dan berbagai kecerdasan yang memungkinkan mereka meraih kesejahteraan dan kebahagiaan material dan spiritual," sebut dia.
Dalam konteks kebangsaan, Rico Waas mengatakan bahwa pendidikan merupakan sarana mobilitas sosial politik yang secara vertikal mengangkat harkat dan martabat bangsa.
"Karena itu sangat tepat ketika Presiden Prabowo menempatkan pendidikan sebagai prioritas. Sebagaimana disebutkan dalam Asta Cita keempat, Presiden Prabowo berkomitmen membangun sumber daya manusia yang kuat sebagai aktor dan agen perubahan yang mengantarkan Indonesia menjadi bangsa dan negara yang adil dan makmur," jelas dia.
Dengan demikian, Wali Kota, berharap agar para guru atau tenaga pendidik pada satuan pendidikan di kota itu harus bisa menjadi agen pembelajaran dan agen peradaban bagi anak didik mereka di sekolah.
"Para guru tidak hanya menjadi fasilitator pembelajaran tetapi juga mentor dan konselor para murid. Guru adalah orang tua yang senantiasa berada di sisi para murid dalam suka dan duka serta memandu para muridnya mencapai cita-cita luhur," ujarnya.