Jakarta (ANTARA) - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk resmi melakukan pemecahan saham yang beredar atau stock split dengan rasio 1:2 terhitung sejak perdagangan sesi I di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha menjelaskan langkah stock split diambil untuk meningkatkan likuiditas saham bank berkode BMRI ini, serta memperluas aksesibilitas investor untuk berinvestasi pada perusahaan.
Merujuk pada pembukaan perdagangan bursa, harga baru saham BMRI berada di posisi Rp5.250 per lembar saham, dari sebelumnya pada penutupan perdagangan Senin (3/4) di posisi Rp10.525 per lembar saham, atau naik sebesar 1,94 persen.
Sebelum melakukan pemecahan, nilai nominal saham BMRI adalah sebesar Rp250 per saham dengan jumlah saham 46,66 miliar lembar. Setelah pemecahan, nilai nominal saham adalah Rp125 per saham dengan jumlah saham sebanyak 93,33 miliar lembar.
Sedangkan, jumlah saham bank bagian dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) ini dalam modal dasar, juga akan bertambah dari semula 64 miliar lembar menjadi 128 miliar lembar setelah stock split.
“Untuk saham Seri A Dwiwarna akan tetap dipertahankan satu saham, dan sisanya diperhitungkan menambah jumlah saham Seri B milik Negara Republik Indonesia dan tetap menjadi pemegang saham pengendali perseroan,” ujar Rudi.
Rudi melanjutkan keputusan stock split merupakan strategi perusahaan dalam menjaga stabilitas harga saham BMRI, serta memberikan kesempatan lebih luas bagi investor untuk berpartisipasi di pasar modal.
Dia menilai Bank Mandiri ke depan akan tetap fokus pada pertumbuhan bisnis dan peningkatan kinerja keuangan di tengah tantangan ekonomi di tingkat global.
“Kami berharap dengan stock split ini, investor akan lebih mudah untuk berinvestasi pada saham BMRI dan turut mendorong pertumbuhan bisnis Bank Mandiri secara berkelanjutan,” ujar Rudi.
Sebelumnya, Bank Mandiri pernah menggelar aksi korporasi dengan memecah saham pada 13 September 2017 dengan rasio sebesar 1:2.
Saat itu saham BMRI yang diperdagangkan menjadi Rp6.700 per lembar dari harga sebelum stock split pada kuartal III-2017 sebesar Rp13.400 per lembar.
Melalui optimalisasi digital dan transformasi bisnis berkelanjutan, Rudi menjelaskan, Bank Mandiri telah berhasil mencetak pertumbuhan yang positif, terlihat dari rasio Current Account Saving Account (CASA) yang telah mencapai 78,08 persen per Februari 2023 secara bank only.
“Pertumbuhan bisnis yang konsisten ini menunjukkan bahwa strategi bisnis Bank Mandiri mampu memberikan kepercayaan dan kepuasan bagi bagi nasabah dan investor. Ke depan, kami akan terus berupaya untuk mendorong pertumbuhan bisnis dan memberikan nilai tambah bagi seluruh stakeholder,” ujar Rudi.
Bank Mandiri beserta entitas usaha membukukan laba bersih Rp41,17 triliun pada 2022, atau meningkat 46,9 persen year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya, yang merupakan rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir
Kemudian, bank bagian dari BUMN ini menyalurkan kredit senilai Rp1.202,2 triliun dan Dana Pihak Ketiga (DPK) senilai Rp1.490,8 triliun selama tahun 2022.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bank Mandiri resmi 'stock split' saham dengan rasio 1:2