Madina (ANTARA) - Sejumlah tokoh-tokoh masyarakat asal Kabupaten Mandailing Natal (Madina) hadiri acara ramah tamah dan dialog pembangunan Kabupaten Mandailing Natal yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal (Pemkab Madina) di hotel Borobudur Jakarta pada Senin (27/2) malam.
Dalam pertemuan yang juga turut dihadiri oleh Bupati Madina, HM Ja’far Sukhairi Nasution, Wakil Bupati, Atika Azmi Utammi Nasution dan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) itu, dialog tersebut turut juga dihadiri Todung Mulya Lubis yang didapuk sebagai Ketua Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D).
Selain mantan Duta Besar RI untuk Norwegia itu, hadir pula mantan Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mantan Dirjen Keuangan Kemenkeu, Mulia P Nasution, dan sejumlah tokoh Madina lainnya seperti, Komjen (Purn) Polri Saud Usman Nasution, M Azhar Lubis, Saipullah Nasution, Mansyur Nasution, dan Mayjen TNI (Purn) AA Nasution dan ekonom Dr Faisal Basri.
Sukhairi dalam pertemuan itu berharap dukungan, agar sejumlah agenda dan proposal pembangunan yang saat ini diusulkan pemerintah daerah kepada pemerintah pusat dapat dibantu untuk direalisasikan.
"Madina itu bukan hanya milik kami di daerah, tapi milik kita semua, termasuk putra daerah yang saat ini jadi tokoh nasional. Semua harus berperan membantu pembangunan Madina," kata Sukhairi dalam keterangannya yang diterima Kamis (1/3).
Bupati mengatakan pertemuan ini membahas persoalan perekonomian Madina dan berbagai upaya yang dapat dilakukan ke depan sehingga persoalan infrastruktur, IPM (Indeks Pembangunan Manusia), kemiskinan dan pengangguran dapat dikendalikan serta dientaskan.
Kata dia, ruang fiskal dalam APBD Madina sangat terbatas sementara kebutuhan anggaran untuk mencapai visi misi yang tertuang dalam RPJMD Madina tahun 2021-2026 sangat besar, sehingga perlu mencari sumber-sumber pembiayaan baru, baik berupa peningkatan porsi dari APBN, investasi swasta, KPBU dan pembiayaan perbankan.
Sementara Wakil Bupati Madina Atika Azmi Utammi Nasution dalam pertemuan itu memaparkan kondisi makro ekonomi daerah, serta kebutuhan fiskal untuk membiayai semua pengeluarannya dalam rangka menjalankan fungsi dan kewenangan daerah menyediakan pelayanan publik hingga saat ini.
"15 tahun terakhir, PDRB Madina tumbuh walaupun belum signifikan dan perlu dicatat ini sangat tidak sebanding dengan potensi sumber daya alam Madina yang cukup besar," kata Atika.
Atika menguraikan, kemajuan suatu daerah tergantung dari 3 hal yaitu, dedikasi pemerintah, sinergitas yang kuat, dan masyarakat yang suportif.
"Yang kami pahami inilah satu satu permasalahan yang dialami Madina. Dengan wilayah yang luas, kepadatan penduduk yang sangat rendah dan berpencar akan membutuhkan pembiayaan infrastruktur yang sangat tinggi. Untuk itu diharapkan forum ini kedepan mampu membuka pintu untuk memecahkan salah satu persoalan ini," papar Atika.
Atika juga mengakui PDRB Madina tumbuh lebih baik dan bahkan rangking 4 tertinggi di Sumut, namun itu juga tidak signifikan. Kemudian pendapatan perkapita masyarakat juga cenderung naik walaupun angka pengangguran fluktuatif terpengaruh kondisi pandemi COVID-19 lalu.
Atika mengatakan kondisi yang membuat sedikit frustasi adalah porsi APBN yang terbatas. Ia berharap melalui forum itu porsi APBN untuk Madina itu lebih baik lagi dan pemerintah telah mempersiapkan proposal DED senilai Rp 1,6 triliun.
Atika juga menyampaikan peningkatan pelayanan masyarakat melalui pembangunan fasilitas RSUD Panyabungan yang lebih memadai, persoalan perkebunan, pertanian dan sebagainya.
"Kami yakin PR kami untuk membangun Mandailing Natal dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat sangat berat, sehingga jika PR ini dapat dikerjakan bersama kami yakin akan menjadi ringan untuk mewujudkan kesejahteraan kepada masyarakat Madina," jelas dia.
Di kesempatan tersebut, Ekonom, Faisal Basri menyebut sejumlah gagasan para tokoh Madina secara grafik sudah lengkap dalam skema percepatan pembangunan Mandailing Natal.
Poin-poin gagasan antara lain persoalan ekonomi, infrastruktur, pendidikan, perkebunan, pertanian, transportasi dan perkotaan.
Hanya saja, seluruh proposal itu harus ditindaklanjuti dengan membentuk Forum Group Discussion (FGD).
“Ini tidak mungkin bisa kita tuntaskan melalui pertemuan malam. Harus dibuat FGD,” ujar ekonom dari Universitas Indonesia itu.
Sebelumnya, dalam paparannya, Darmin Nasution mengharapkan keserisuan Pemkab Madina dan TP2D untuk bertekad bersama mempercepat pembangunan di Madina.
Ja’far Sukhairi Nasution mengaku sangat berterimakasih atas ide sinergitas dan kolaborasi para tokoh tersebut untuk mempercepat pembangunan di Madina.
Ia berjanji akan mengundang mereka ke Madina untuk menindaklanjuti pembentukan FGD.
“Kami siap berkolaborasi dengan semua pihak. Akan kami undang para tokoh ke Madina sekaligus halal bi halal setelah lebaran,” ucap Sukhairi di dampingi Atika.
Di kesempatan itu, Bupati Madina Ja'far Sukhairi Nasution dan Wakil Bupati, Atika Azmi Utammi Nasution menyerahkan sejumlah proposal proyek yang akan dibiayai oleh APBN sampai dengan tahun 2025 senilai Rp. 1,6 triliun dan usulan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang akan dibiayai oleh APBN, swasta dan KPBU, yaitu Panyabungan Smart City, kawasan industri Batahan, PLTA Batang Gadis dan jalur kereta api Labusel, Tapsel, Madina, Pariaman.
Sejumlah tokoh asal Madina hadiri dialog pembangunan daerah di Jakarta
Rabu, 1 Maret 2023 21:01 WIB 1887