Medan (ANTARA) - Institut Jantung Negara (IJN) turut memeriahkan Malaysia Halthcare (MH) Expo 2023 guna memenuhi kebutuhan wisata kesehatan orang Indonesia dengan kondisi masalah jantung.
Keunggulan IJN ini bisa menangani masalah jantung anak hingga dewasa. IJN merupakan rumah sakit terbesar, terpercaya dan terjangkau di Asia Pasifik yang memiliki fasilitas terlengkap.
Rumah sakit khusus jantung yang berbasis di Kuala Lumpur tersebut memiliki fasilitas 449 tempat tidur, 61 ruang konsultasi, 76 tempat tidur unit perawatan koroner, 34 tempat tidur unit perawatan intensif kardiologi pediatrik (PCICU) hingga 8 ruang operasi.
Dengan 168 dokter yang mempunyai spesialisasi di bidangnya, membuat IJN jadi pilihan wisata kesehatan baik di dalam dan luar negeri, termasuk pasien dari Indonesia.
"Sebelum pandemik IJN bisa menangani sekitar 4 ribu pasien dari Indonesia. Tahun ini kami optimis bisa melayani sekitar 6 ribu pasien setahun karena sudah dibukanya pembatasan para pelancong," kata Hairi Hanania Country Manager Marketing & Medical Tourism IJN Malaysia di MH Expo yang digelar di Jakarta, Sabtu (25/2/2023).
Bahkan Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad memilih Cardiac Care Unit (CCU) atau Unit Perawatan Jantung di IJN. Dia sempat mendapat perawatan di sini hingga akhirnya bisa pulang dengan sehat dari rumah sakit tersebut.
Sementara itu orang Indonesia menempati urutan tertinggi untuk berobat di IJN yang mencapai 10 ribu pasien per tahun dari seluruh negara.
Menurut Hairi faktor sosiokultural, jadi faktor kenapa masyarakat Indonesia lebih memilih berobat di Malaysia dibandingkan di Singapura.
"Faktor kedekatan wilayah, bahasa, makanan dan harga yang terjangkau mempermudah orang Indonesia memilih Malaysia di banding negara lain. Jadi lebih gampang berobat di sini," katanya.
Misalnya saja untuk melakukan medical check up, IJN membandorol biaya yang cukup terjangkau dengan hanya Rp1,9 juta.
Fasilitas yang ditawarkan juga menarik. Pasien dijemput langsung secara gratis pulang pergi dari dan ke bandara KL, Malaysia.
Disamping itu IJN juga menawarkan diagnosis penyakit jantung yang tepat melalui berbagai paket perawatan jantung seperti angioplasti, angiorafi hingga bypass jantung.
Punya Fasilitas Modern Pasien Gagal Jantung
Saat ini IJN dinilai telah berhasil melakukan prosedur baru untuk pasien gagal jantung berisiko tinggi, sebagai bagian dari misinya untuk meningkatkan hasil kesehatan bagi lebih banyak orang yang membutuhkan.
Prosedur ini melibatkan penggunaan alat sirkulasi mekanis sementara yang mendukung aliran darah untuk pasien gagal jantung yang menjalani intervensi koroner perkutan (PCI atau angioplasti dengan stent).
Dirancang untuk digunakan dalam prosedur jantung berisiko tinggi dan kompleks, perangkat ini membantu aliran darah melalui pompa untuk mempertahankan tekanan arteri yang optimal di dalam jantung dan seluruh tubuh.
IJN melakukan prosedur pertamanya dengan PulseCath iVAC2L September lalu, menjadikannya rumah sakit pertama di Malaysia yang berhasil melakukannya.
Prosedur ini dilakukan oleh tim ahli jantung, dipimpin oleh Dato’ Dr. Azmee Mohd Ghazi, Direktur Klinis Gagal Jantung dan Transplantasi Jantung.
Pasien dipulangkan beberapa hari setelah prosedur tanpa komplikasi dan dia baik-baik saja di rumah.
"Kami sangat senang dengan prospek penggunaan perangkat pendukung ini untuk memberi manfaat bagi lebih banyak orang yang tidak dapat menjalani perawatan PCI konvensional karena risikonya yang tinggi,” kata Dr. Rafidah Abu Bakar dokter spesialis Kardiologi IJN.
Ada beberapa jenis mesin pendukung mekanis sementara lainnya yang akan segera diperkenalkan di IJN.
PCI adalah prosedur non-bedah yang digunakan untuk mengobati penyakit jantung koroner, salah satu bentuk penyakit jantung yang paling umum.
Penyakit jantung koroner terjadi ketika pembuluh darah koroner menyempit akibat penumpukan timbunan lemak atau plak, yang pada gilirannya mengurangi jumlah suplai darah ke otot jantung.
Dalam kasus yang parah, kondisi ini dapat menyebabkan serangan jantung dan gagal jantung.
Pada PCI, dokter menggunakan kateter kecil untuk memasang balon dan stent untuk membantu membuka pembuluh darah koroner yang menyempit atau tersumbat.
Ini akan memungkinkan lebih banyak darah beroksigen yang memasok otot jantung dan untuk terus berfungsi normal sebagai pompa.
Namun, beberapa pasien dianggap berisiko terlalu tinggi untuk PCI, terutama pada pasien dengan penyakit jantung koroner multi pembuluh darah dan mereka yang memiliki beberapa penyakit penyerta seperti penyakit ginjal berat dan penyakit hati.
“Beberapa pasien penyakit jantung koroner mengalami gagal jantung parah, di mana otot jantung mereka terlalu lemah untuk menahan PCI konvensional karena jantung tidak dapat memompa darah dengan cukup efisien,” ujar DR. Rafidah dari Departemen Kardiologi.
Dalam kasus ini, alat peredaran darah mekanis dapat membantu menghindari komplikasi dengan memberikan dukungan hemodinamik sementara ke jantung.
Institut Jantung Negara targetkan 6.000 pasien asal Indonesia di 2023
Minggu, 26 Februari 2023 15:34 WIB 1787