Medan (ANTARA) - Salah satu impian setiap siswa/siswi yang duduk kelas akhir madrasah, yaitu dapat melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi yang diinginkan agar cita-citanya terwujud.
Hal ini terjadi pada Asfi Zahra Aljannah, seorang siswi kelas percepatan di MAN 2 Model Medan dengan waktu hanya dua tahun.
Beliau lulus memasuki Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Universitas Sumatera Utara (USU) jurusan kedokteran jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
Asfi merupakan satu-satunya siswi pada kelas percepatan yang lulus Fakultas Kedokteran USU di usia 16 tahun.
Asfi Zahra Aljannah anak pasangan Jumanto dan Yanti Kesuma merupakan seorang buruh harian atau lebih tepatnya sebagai kurir pengantar barang salah satu perusahaan swasta di Kota Medan.
Saat ini Asfi dan kedua orang tuanya tinggal di Jalan Bilal Ujung, Kelurahan Pulo Brayan Darat I, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan, Sumatera Utara.
Walaupun anak seorang buruh harian, ternyata tidak menyurutkan niat dan kesungguhannya Asfi dalam belajar.
Sebab, Asfi memiliki talenta bahasa Jerman karena pernah meraih Juara 1 Bahasa Jerman di Universitas Negeri Medan (Unimed) bidang Marchen.
Tak hanya itu saja, bahkan Asfi memiliki kemahiran menjadi pembawa acara dengan menggunakan bahasa Jerman saat ajang MAN 2 Model Medan Expo 2024.
Asfi yang lahir di Kota Medan pada 15 Juli 2008, benar-benar tidak menyangka bahwa dirinya lulus di Fakultas Kedokteran USU.
"Begitu pengumuman jalur SNBP ke luar pada 18 Maret lalu, saya langsung membuka website SNBP. Alhamdulillah, berkat rahmat Allah SWT dan doa kedua orang tua, akhirnya saya lulus," ungkap Alfi usai bersalam-salaman para guru di Lapangan MAN 2 Model Medan.
Akan tetapi beliau mengaku senang bercampur sedih akibat biaya kuliah yang harus dikeluarkan per semester di Fakultas Kedokteran USU tidak sedikit.
"Kuliah kedokteran itu bukan kuliah yang mudah, biaya kuliahnya pasti mahal. Apakah orang tua saya sanggup membiayai kuliah saya," tutur Asfi dalam rilis Kanwil Kemenag Provinsi Sumut, Sabtu (12/4).
Dirinya melanjutkan, bahwa kedua orang tuanya juga merasakan kebahagiaan yang sama, karena anaknya lulus di Fakultas Kedokteran USU.
Mereka terus memotivasi putri tunggal itu jangan menyerah karena memikirkan biaya kuliah, insya Allah pasti Allah SWT memberikan kemudahan bagi siapa saja yang menuntut ilmu untuk kebaikan.
"Saya semakin yakin pernyataan orang tua saya, karena saya dididik tidak hanya lewat pengetahuan akademik bersifat umum," ungkap dia.
"Orang tua saya juga membekali saya pengetahuan agama. Setiap hari ba’da maghrib, saya mengikuti tahfiz Alquran di Rumah Tahfiz Alquran Muslimin. Saat ini saya sedang muraja’ah hapalan Alquran 5 Juz," ucap Asfi.
Dia juga menambahkan, cita-cita menjadi seorang dokter tumbuh sejak duduk di bangku SD Pertiwi Medan, Jalan Budi Kemasyarakatan.
Ketika duduk di SMP Negeri 11 Medan, ternyata cita-cita itu tidak berubah dan tetap ingin menjadi seorang dokter jika dewasa kelak.
"Alhamdulillah, hal itu mulai terwujud dengan lulusnya saya di kedokteran USU. Tidak hanya itu, saya juga memiliki cita-cita menjadi dokter spesialis anastesi," jelas Asfi.
Kepala MAN 2 Model Medan Dr Wuri Tamtama Abdi SPdi M Pd mendengarkan salah satu siswanya yang lulus Fakultas Kedokteran USU jalur SNBP langsung mengucapkan selamat.
Pihaknya menyebutkan, Asfi merupakan siswi kelas percepatan pembelajaran menggunakan sistem kredit semester (SKS) dianggap menyelesaikan studi di MAN 2 Model Medan dalam jangka waktu dua tahun.
"Kelulusan Asfi ini membuktikan, kelas percepatan berjumlah 22 orang ternyata dapat bersaing dengan siswa/siswi yang lain dalam jalur SNBP," katanya.
Dalam proses pembelajaran MAN 2 Model Medan, siswa/siswi dituntut untuk belajar ekstra dan lebih serius demi tercapainya pendidikan dalam jangka waktu dua tahun.
"Tidak hanya Asfi di kelas percepatan, tapi masih ada juga lulus kedokteran di luar Sumatera bahkan di ITB Bandung. Hal ini semakin menguatkan saya, program kelas percepatan ini dapat terus dilanjutkan," kata Wuri.