Tapanuli Selatan (ANTARA) - Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel) Dolly P.Pasaribu SPt MM mengajak mahasiswa Kampus Merdeka untuk berinteraksi aktif untuk memperkaya pengetahuan dan wawasan ke nusantara selama berada di kabupaten itu.
Ajakan itu Bupati sampaikan saat kuliah umum sekaligus menerima lebih kurang 20 orang mahasiswa angkatan kedua pada Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka Tahun 2022.
Ke dua puluh mahasiswa itu bagian dari sebanyak 163 orang jumlah mahasiswa berasal dari 30-an Perguruan Tinggi dari seluruh Indonesia.
Dimana mahasiswa ini memiliki kesempatan untuk 1 (satu) semester setara 20 SKS menempuh pembelajaran di luar program studi pada Perguruan Tinggi yang sama.
Kehadiran 20 orang mahasiswa kampus merdeka bertemu Bupati Tapsel di dampingi Dosen modul nusantara USU Ameilia Zuliyanti Siregar, M. Sc., Ph.D dan Liaison Officer (LO), Tietin Indriyanti.
Bupati dalam kesempatan itu tidak lupa memperkenalkan berbagai program pembangunan Tapsel sehat, cerdas, dan sejahtera hingga kearifan lokal, tambah potensi kekayaan alam, seperti objek wisata, pengembangan UMKM/industri kreatif dan lainnya.
Kearifan lokal misalnya menyangkut komunitas "Hatabosi" yang sudah mendapat penghargaan Kalpataru 2020 dari KLHK RI yang ada di Kecamatan Marancar.
Sejarah komunitas Hatabosi sendiri merupakan singkatan dari nama Desa Haunatas, Desa Tanjung Rompa, Desa Bonan, dan Desa Siranap. Hatabosi tak lepas dari sejarah lahirnya Kampung Simaretong (Desa Haunatas).
Yang sejak ratusan tahun sampai sekarang telah melakukan perlindungan kawasan hutan yakni cagar alam Sibual-buali dan sumber air untuk kebutuhan masyarakat komunitas Hatabosi.
Para mahasiswa Mahasiswa Merdeka Kampus Merdeka pun menjadikan komunitas hatabosi menjadi sebuah catatan untuk pembelajaran Mahasiswa Bebas-Kampus Merdeka dengan modul nusantara itu.
Kader konservasi alam Adanan Pasaribu dan Ketua DPW SHI SUMUT, Hendrawan Hasibuan yang juga kader konservasi alam juga tidak luput dalam goresan pena para mahasiswa yang ingin tahu lebih jauh terkait komunitas Hatabosi.
Ameilia Zuliyanti Siregar juga Dosen di Fakultas Pertanian USU selaku pendamping mahasiswa menyatakan mengapresiasi atas sambutan hangat Pemkab (Bupati) Tapsel dan Komunitas Hatabosi.
Melihat suburnya bumi Tapsel, Amelia juga ahli ilmu serangga ini menyatakan akan membagikan ilmu pertanian kepada masyarakat Tapsel bilamana dibutuhkan.
Program Kemendikbud Ristek
Disampaikan Rektor USU, Dr Muryanto Amin, S.Sos, M.Si bahwa program pertukaran mahasiswa merdeka (PMM) merupakan salah satu program baru dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud ristek).
"Program dengan slogan “bertukar sementara, bermakna selamanya” ini fokus untuk melakukan meningkatkan kualitas. Angkatan II ini fokus dengan peningkatan kualitas tata kelola yang diharapkan bisa mendorong penguatan dampak positif bagi semua (mahasiswa maupun perguruan tinggi)," harapnya.
Menurut Muryanto pengakuan Kalpataru dari pemerintah pusat akan lebih memperkuat mendorong masyarakat dalam mempertahankan tradisi kelestarian hutan adat serta cagar alam Dolok Sibual-buali yang beririsan habitat Orangutan Tapanuli.
"Model pengelolaan dalam tradisi komunitas Hatabosi seperti ini akan sangat baik untuk di replikasi atau diadopsi dalam pengelolaan kawasan konservasi berbasis masyarakat di kawasan lainnya," harapnya.
Ia menyatakan tradisi pengelolaan hutan dan sumber air yang dilakukan masyarakat Hatabosi bisa menjadi contoh untuk desa-desa lain yang berada di dalam dan luar kawasan hutan di Kabupaten Tapanuli Selatan.
"Tentu juga sangat bisa menjadi salah satu instrumen dalam Penyelamatan Bumi yang semakin hari, lapisan ozon semakin menipis. Mari kita Selamatkan Bumi dan membangun kampung halaman kita tercinta," pesan Rektor USU dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (28/11).