Jakarta (ANTARA) - Keengganan Gareth Southgate menurunkan Phil Foden saat Inggris imbang 0-0 melawan Amerika Serikat telah memberi tekanan kepada manajer The Three Lions itu jelang laga penentuan Grup B Piala Dunia melawan Wales.
Saat Inggris bekerja keras membuka pertahanan AS yang sangat baik di Stadion Al Bayt pada Jumat, Southgate memilih Jack Grealish dan Marcus Rashford untuk memberi perubahan pada lini serang mereka.
Dan untuk kedua kalinya secara beruntun di laga Piala Dunia, sang gelandang Manchester City Foden berada di bangku cadangan.
Setelah tampil singkat selama 19 menit ketika memenangi laga melawan Iran 6-2, Foden seakan merasa dirinya tak berguna di bangku cadangan ketika timnya tampil lesu melawan AS.
Southgate lebih senang memasang Mason Mount di belakang striker Harry Kane, dengan Bukayo Saka pada lini serang kanan dan Raheem Sterling pada sisi kiri.
Meskipun kritik yang muncul dari para fan dan pundit soal pengasingan sang pemain 22 tahun itu diredam kala Inggris menghancurkan Iran, sorotan yang lebih keras tertuju kepada keputusan Southgate menyusul penampilan lesu timnya saat menemui jalan buntu menghadapi AS.
"Phil Foden tidak dimainkan itu sangat disayangkan karena dia adalah bakat yang besar. Dia pemain terbaik kami sejauh ini," kata mantan bek timnas Inggris Gary Neville.
Sedangkan Wayne Rooney, pemegang rekor gol Inggris, sepakat dengan Neville bahwa Foden seharusnya menjadi bagian dari starting line-up.
"Saya melihatnya aneh, Foden tidak datang sebagai pemain pengganti melawan AS. Dia akan menjadi bagian starting XI saya apabila saya bos tim Inggris," kata Rooney kepada the Times.
"Secara teknis, dia adalah pemain bola terbaik yang dimiliki Inggris. Saya rasa apabila Anda memiliki talenta seperti Foden, Anda harus memainkan dia."
Baca juga: Kejutan Maroko, taklukkan Belgia 2-0
Foden memang dipasang pada awal dua pertandingan Inggris pada kualifikasi grup Euro 2020 tapi kehilangan tempatnya saat tim melaju ke final yang dimenangi Italia, yang ia lewatkan karena cedera.
Ketika Foden muncul sebagai salah satu bakat paling bersinar Inggris, dengan ketrampilan yang ia tunjukkan pada Liga Premier dan Champions, aneh rasanya apabila Southgate begitu enggan untuk memainkan dia.
"Sungguh membingungkan bahwa dia tetap di bangku cadangan ketika permainan membutuhkan kreativitasnya. Dia terlalu berbakat," kata mantan bek Inggris Jamie Carragher dikutip AFP, Minggu.
Setelah laga melawan AS, Southgate menjawab kritik dengan mengatakan ia tidak ingin memberi Foden peran sentral karena dia seringnya bermain di sayap untuk City.
"Siapapun salah satu penyerang yang tidak saya turunkan apabila kami tidak memenangi pertandingan saya akan duduk di sini menjawab pertanyaan-pertanyaan," kata dia.
"Kami rasa itu bukanlah pertandingan untuk Phil di tengah karena dia tidak bermain di posisi itu bersama klubnya.
"Itu adalah pertandingan bagi yang berpengalaman di tengah. Kami suka Phil, dia adalah pemain super."
Seorang manajer yang lebih blak-blakan dari Southgate mungkin juga mengatakan Foden belum mampu mereplikasi performa gemilangnya bersama City dalam 19 penampilannya dengan Inggris, di mana ia mencetak hanya dua gol dalam pertandingan internasional ketika membela negaranya.
Meskipun bermain imbang dengan AS, Inggris memegang kendali nasibnya dalam perebutan tempat di 16 besar.
Hanya kekalahan empat gol melawan Wales pada Selasa yang dapat menghentikan laju Inggris ke babak gugur, sedangkan kemenangan melawan negara tetangga itu memastikan The Three Lions sebagai juara klasemen.
Namun, melihat prospek babak selanjutnya di Piala Dunia, Inggris harus mampu menunjukkan kecerdikan apabila mereka ingin mengalahkan tim-tim terbaik dunia dan mengangkat trofi turnamen mayor untuk pertama kalinya sejak Piala Dunia 1966.
Itulah kenapa para penggemar Foden yakin dia harus diberi kesempatan untuk menciptakan momentum saat ini.
Bagi Southgate, itu merupakan dilema yang harus ia pecahkan untuk menghindarkan perjuangan Inggris di Piala Dunia berakhir dengan percekcokan.