Medan (ANTARA) - Revolusi Industri 4.0 yang lekat pada pemanfaatan internet untuk integrasi dengan mesin atau perangkat, membuat pengoperasiannya lebih mudah meskipun dari jarak jauh.
Sektor pertanian turut memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk pengembangan pertanian maju, mandiri dan modern, di antaranya penerapan Smart Farming atau Pertanian Presisi.
Teknologi Smart Farming, kegiatan pertanian yang memanfaatkan platform terkoneksi perangkat teknologi seperti tablet dan smartphone dalam pengumpulan informasi seperti status hara tanah, kelembaban udara, kondisi cuaca dan sebagainya yang diperoleh dari lapang melalui perangkat yang ditanam pada lahan pertanian.
Upaya tersebut terus dilakukan Kementerian Pertanian RI melalui pelatihan, bimbingan teknis dan kegiatan praktik oleh unit pelaksana teknis (UPT) seperti Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] dengan mengajak penyuluh pertanian mengikuti praktik Smart Farming.
Langkah tersebut dilakukan dosen Polbangtan Medan bagi penyuluh Kabupaten Toba di Provinsi Sumatera Utara, belum lama ini atas inisiasi Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini. Hadir Firman RL Silalahi dan Puji Wahyu Mulyani selaku narasumber praktik bertajuk 'Penerapan Smart Farming dalam Pertanian Presisi' dan 'Penggunaan Google Form dalam Kegiatan Penyuluh Pertanian'.
Kegiatan tersebut sejalan instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo kepada penyuluh agar mengawal dan mendampingi petani untuk memanfaatkan teknologi smart farming hingga pelosok desa.
Mentan mengingatkan menghadapi tantangan perubahan iklim bukan lagi dengan cara-cara klasik, tapi harus dengan metode lebih modern seperti smart farming, mengantisipasi perkembangan ke depan yakni lahan semakin sempit, jumlah penduduk semakin besar sehingga harus memanfaatkan pertanian presisi.
"Digitalisasi pertanian menjadi efektif dan penggunaan mekanisasi semakin maju sehingga produksi terus meningkat dengan kualitas yang tinggi dan pendapatan petani semakin naik," kata Syahrul.
Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi bahwa saat ini adalah eranya generasi milenial.
"Kemajuan pertanian harus didukung petani milenial, karena memiliki semangat berinovasi tinggi, untuk melakukan cara-cara baru terhadap penanganan pertanian yang maju, mandiri, dan modern," kata Dedi.
Menurut Dedi Nursyamsi, pertanian modern dicirikan dengan teknologi smart farming, yang dilaksanakan secara berkelanjutan untuk mencapai tujuan utama, menghasilkan usaha agribisnis modern.
Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan transformasi pertanian ke arah digitalisasi merupakan sebuah keniscayaan dan dipercaya dapat membantu percepatan perkembangan sektor pertanian.
"Dalam hal ini, penyuluh mempunyai peran penting untuk melakukan terobosan di sektor pertanian," katanya.
Sejumlah penyuluh Kabupaten Toba tampak antusias mengikuti kegiatan praktik yang didampingi dosen Polbangtan Medan, Firman RL Silalahi dan Puji Wahyu Mulyani selaku narasumber, dilanjutkan praktik pemasangan teknik irigasi sprinkle sebagai salah satu kegiatan praktik smart farming.
Kabid Penyuluhan Dinas Pertanian Pemkab Toba mengapresiasi dukungan Polbangtan Medan bagi para penyuluh, untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang smart farming.
Sementara penyuluh Rosida Silalahi mengaku antusias pada hal-hal baru seperti smart farming. Semula dikira sulit dilakukan, begitu dipelajari ternyata bisa dikerjakan sendiri.
"Kegiatan penyuluhan tentu akan lebih terbantu dengan adanya teknologi digital bagi petani," katanya.