New York (ANTARA) - Saham-saham di bursa Wall Stret mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Senin (21/3/2022), setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan akan mengambil langkah ketat untuk mengendalikan inflasi.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 201,94 poin atau 0,58 persen menjadi 34.552,99 poin. Indeks S&P 500 turun 1,94 poin atau 0,04 persen menjadi 4.461,18. Indeks Komposit Nasdaq turun 55,38 poin, atau 0,40 persen, menjadi 13.838,46 poin.
Enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir dengan zona merah, di mana saham sektor konsumer turun 0,76 persen yang memimpin penurunan, sedangkan sektor energi melonjak 3,79 persen dan menjadi kelompok dengan kinerja saham terbaik.
Perusahaan China yang terdaftar di AS diperdagangkan lebih rendah di mana 10 saham teratas menurut bobot pada indeks S&P AS.
Pada pertemuan dengan Asosiasi Ekonomi Bisnis Nasional AS, Powell mengatakan bahwa inflasi sudah terlalu tinggi dan The Fed akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan kembalinya stabilitas harga.
“Jika menyimpulkan untuk bergerak lebih agresif dengan menaikkan suku bunga dana Federal lebih dari 25 basis poin, maka kami akan melakukannya. Dan, jika kami memutuskan perlu melakukan pengetatan di luar tindakan netral yang umum dan menjadi sikap yang lebih membatasi, kami akan melakukannya juga”, katanya seperti dikutip Xinhua.
Pekan lalu, The Fed menaikkan suku bunga acuan untuk pertama kalinya sejak 2018 karena berupaya menjinakkan inflasi AS tertinggi dalam empat dekade.
Sementara pada perdagangan Jumat (18/3), indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing naik 5,5 persen dan 6,2 persen, sedangkan indeks Nasdaq melonjak 8,2 persen