New York (ANTARA) - Indeks utama Wall Street turun tajam pada perdagangan Selasa (Rabu pagi, WIB) akibat kenaikan imbal hasil obligasi AS ke level tertinggi dalam dua tahun terakhir, setelah perhatian investor tertuju pada perkirakan kebijakan Bank Sentral AS yang akan menaikkan suku bunga untuk mengatasi inflasi yang tidak mereda.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 543,34 poin, atau 1,51 persen menjadi 35.368,47 poin, indeks S&P 500 merosot 85,74 poin, atau 1,84 persen menjadi 4.577,11 dan indeks Nasdaq Composite turun 386,86 poin, atau 2,6 persen, menjadi 14.506,90 poin.
Melemahnya perdagangan saham juga dipacu terpuruknya harga Goldman Sachs yang tergerus 7 persen setelah perkiraan laba kuartalan bank investasi tersebut meleset dari perkiraan di tengah penurunan aktivitas perdagangan.
Penurunan Saham Goldman Sachs ini akhirnya membebani saham sektor keuangan dan saham teknologi yang memicu aksi jual di pasar seiring kenaikan imbal hasil obligasi AS.
Indeks Nasdaq turun paling tajam yang mencapai sekitar 9,7 persen atau hampir 10 persen untuk pertama kalinya sejak awal 2021.
“Harga saham sektor keuangan sedikit menurun yang terbebani pengumuman pendapatan kuartalan di luar perkiraan pasar. Ini merupakan faktor pasar pada perdagangan hari Ini,” kata Chief Executive Officer Horizon Investment Services di Hammond, Indiana, Chuck Carlson.
Patokan imbal hasil surat berharga AS yang melonjak ke tingkat tertinggi dalam dua tahun yang menembus 1 persen, memacu sentimen investor untuk bersiap menunggu kebijakan Federal Reserve yang diperkirakan lebih agresif dalam mengatasi inflasi dengan menaikkan suku bunga.
Sementara itu, analis strategi investasi senior di Edward Jones, Mona Mahajan mengatakan isu inflasi telah membuat sentimen pasar terganggu akibat kemungkinan The Fed akan bergerak merealisasikan kebijakan kenaikan suku bunganya.
“Bukan hanya karena melonjaknya imbal hasil obligasi, tapi lebih pada kenaikannya yang demikian cepat... Ini yang benar-benar menjadi pemicu sentimen pasar,” kata Mahajan.
Dari 11 sektor indeks S&P 500, sebanyak 10 di antaranya ditutup lebih rendah, di mana sektor teknologi jatuh paling tajam, termasuk di antaranya Microsoft, Apple, dan Meta Platforms.
Sementara, saham Activision melonjak hampir 26 persen setelah Microsoft mengumumkan kesepakatan untuk membeli pembuat video-game seharga 68,7 miliar dolar AS. Saham perusahaan video game lainnya naik, dengan Electronic Arts naik 2,7 persen dan saham Take-Two Interactive Software naik 1 persen.