Medan (ANTARA) - Permintaan penundaan pengiriman (delay shipment) karet ekspor Sumatera Utara dari pembeli luar negeri (buyer) sudah mulai berkurang sehingga diyakini ekspor komoditas itu bakal meningkat.
"Delay shipment karena kelangkaan palet-metalbox memang masih berlanjut, tetapi trennya sudah menurun,"ujar Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah di Medan, Jumat (12/11).
Kelangkaan/kekurangan palet metalbox yang sempat terjadi dampak terganggunya ekspor-impor akibat pandemi COVID-19, sudah mulai berkurang.
Baca juga: Nilai ekspor karet Sumut naik 53,50 persen
Dampaknya, permintaan penundaan ekspor. karet juga semakin berkurang sehingga volume ekspor meningkat sejak Oktober.
Volume ekspor karet Sumut pada Oktober naik 23,4 persen dari posisi September atau. menjadi sebanyak 31.568 ton.
Meski pun, katanya, secara tahunan atau year on year (YoY), volume ekspor karet Sumut pada Januari - Oktober 2021 masih turun 3,4 persen..
"Hal yang menarik lagi di Oktober adalah, posisi pertama tujuan ekspor karet Sumut beralih ke Amerika Serikat dari sebelumnya Jepang," katanya.
Peningkatan ekspor ke AS sejalan dengan perbaikan ekonomi di negara itu sehingga permintaan juga meningkat.
Lima besar negara tujuan ekspor karet Sumut posisi Oktober adalah AS dengan persentase 23,9 persen, Jepang 14,2 persen,Turki 11,3 persen, Kanada 6,9 persen, dan Brazil 6,6 persen.
"Dengan semakin lancarnya pengapalan diperkirakan ekspor. meningkat terus. Tapi ekspor itu bisa tertahan lagi karena produksi pabrikan di Sumut sedang ketat dampak produksi getah karet sebagai bahan baku lagi turun," katanya
Turunnya produksi getah karet dampak. musim hujan.
"Sentra produksi karet di bagian utara equator sedang musim hujan dan berdampak. pada. penurunan produksi getah karet," ujar Edy.