New York (ANTARA) - Wall Street lebih rendah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), mengakhiri reli panjang beberapa hari dan rekor penutupan tertinggi berturut-turut, karena aksi ambil untung dan kekhawatiran atas inflasi yang sedang berlangsung memicu aksi jual yang luas.
Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 112,24 poin atau 0,31 persen, menjadi menetap di 36.319,98 poin. Indeks S&P 500 terpangkas 16,45 poin atau 0,35 persen, menjadi berakhir di 4.685,25 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup berkurang 95,81 poin atau 0,60 persen, menjadi 15.886,54 poin.
Enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor utilitas menguat 0,44 persen, memimpin kenaikan. Sedangkan sektor consumer discretionary tergelincir 1,35 persen, menjadikannua kelompok dengan kinerja terburuk.
Ketiga indeks utama saham AS melemah, menandai kesimpulan dari delapan sesi penutupan tertinggi sepanjang masa yang ditetapkan oleh S&P 500 dan Nasdaq.
Setelah pergerakan seperti itu, dan tanpa adanya katalis penggerak pasar, pelaku pasar tampak siap untuk mengambil keuntungan.
"Kami telah melakukan perjalanan yang luar biasa, jadi membiarkan udara keluar dari balon sangat normal," kata Ryan Detrick, kepala strategi pasar di LPL Financial di Charlotte, North Carolina.
“Ini adalah pengingat bahwa saham tidak bisa naik setiap hari,” tambah Detrick. "Kami melihat beberapa pelemahan oversold hari ini, tidak ada yang terlalu mengkhawatirkan."
Laporan harga-harga produsen (IHP) Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan inflasi terus menghangat karena karena tantangan pasokan barang dan tenaga kerja yang sedang berlangsung mendorong pertumbuhan harga lebih lanjut melampaui target inflasi tahunan Federal Reserve 2,0 persen.
Indeks Harga Produsen AS untuk permintaan akhir naik 0,6 persen pada Oktober, setelah kenaikan 0,5 persen pada September, Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan pada Selasa (9/11/2021). Angka tersebut sejalan dengan ekspektasi pasar.
Laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Rabu waktu setempat akan diteliti untuk petunjuk mengenai sejauh mana harga-harga produsen diteruskan ke konsumen, yang pengeluarannya mewakili sekitar 70 persen dari ekonomi AS.
Garis akhir untuk musim laporan keuangan perusahaan kuartal ketiga sudah di depan mata, dengan 445 perusahaan di S&P 500 telah melaporkan. Dari jumlah tersebut, 81 persen telah mengalahkan konsensus, menurut Refinitiv.
General Electric Co terangkat 2,6 persen menyusul pengumuman konglomerat industri berusia 129 tahun itu bahwa mereka akan dipecah menjadi tiga perusahaan publik yang terpisah untuk menyederhanakan bisnisnya.
Tesla Inc terperosok 12,0 persen, membebani sektor consumer discretionary dan memperpanjang kerugiannya setelah jajak pendapat Twitter Kepala Eksekutif Elon Musk mengusulkan untuk menjual sepersepuluh dari kepemilikannya mengumpulkan 57,9 persen suara mendukung penjualan. Ini menimbulkan pertanyaan apakah Musk melanggar kesepakatan dengan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC).
Aplikasi perdagangan saham ritel daring Robinhood Markets Inc melaporkan pelanggaran keamanan yang mempengaruhi sekitar 5 juta pelanggan, membuat sahamnya merosot turun 3,4 persen.
Di sisi positifnya, hasil kuartalan yang optimis membuat pembuat video game Zynga Inc melonjak 9,4 persen dan saham pengembang perumahan D.R. Horton meningkat 5,2 persen.
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 11,02 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 10,76 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.
Wall Street turun akhiri rekor tertinggi kekhawatiran inflasi tekan pasar
Rabu, 10 November 2021 8:25 WIB 816