Medan (ANTARA) - Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB) Medan melalui program studi Sistem Komputer dan Teknologi Informasi melakukan workshop penyelarasan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bersama Balai Besar MKG Wilayah I Medan dan mitra lain.
"Kegiatan workshop penyelarasan kurikulum MBKM ini, dilakukan secara luring dengan protokol kesehatan yang dihadiri oleh stake holder dan mitra Fakultas Sains dan Teknologi, UNPAB," katabDekan Fakultas Sains dan Teknologi, Hamdani ST, MT.
Stakeholder dan Mitra yang kita undang berasal praktisi yang berasal dari lingkungan pemerintah ssperti Balai Besar MKG Wilayah I Medan dan perusahan yaitu PT. Codinglab Integrasi Indonesia, PT. Nusa Aksara Teknologi, PT. Wom Finance dan Alumni UNPAB.
Baca juga: BMKG lakukan penyempurnaan sistem peringatan dini tsunami
Dalam diskusi workshop yang bersifat Fokus Discussion Group (FGD), Marzuki Sinambela sebagai praktisi Balai Besar MKG Wilayah I Medan menjelaskan BMKG saat ini menggunakan teknologi IOT dan AI sebagai teknologi terpadu untuk pelayanan informasi dibidang Meteorologi, Klimatologi, Geofisika dan Instrumentasi dalam bencana geohidrometeorologi.
Untuk itu pentingnya penyelarasan kurikulum pengetahuan akan pengurangan risiko bencana di perguruan tinggi menjadi salah satu cara dalam pengenalan dan pemahaman bencana hidromteorologi dan geofisika berbasis AI, Big Data dan Data Science.
Marzuki menyebutkan pembelajaran dapat dilakukan di manapun, belajar tidak berbatas, tidak hanya di ruang kelas, perpustakaan, dan laboratorium, tetapi juga di perindustrian, pusat riset, tempat kerja, tempat pengabdian, pedesaan, dan masyarakat.
Sementara ketua Program Studi Sistem Komputer dan Teknologi Informasi, Eko Hariyanto, S.Kom, M.Kom, menyampaikan dalam mengawal program MBKM, perlu sinergitas antara perguruan tinggi dengan mitra dan stakeholder dalam mempercepat penyelarasan kurikulum untuk mendorong mahasiswa menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja.
Melalui MBKM, kompetensi lulusan akan meningkat, baik keterampilan nonteknis (soft skills) maupun teknis (hard skills), sehingga lulusan lebih siap dan selaras dengan kebutuhan zaman, serta lebih cakap sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian.
Program pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) dengan jalur yang fleksibel diharapkan akan dapat memfasilitasi mahasiswa mengembangkan potensinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya, sebutnya.
Merdeka Belajar Kampus Merdeka memberikan kesempatan bagi mahasiswa memiliki pengalaman belajar lain di luar program studinya sebut Dr. Zulham Sitorus sebagai ketua program studi Teknologi Informasi.
Pengembangan kurikulum MBKM melalui kerja sama yang erat antara perguruan tinggi dengan dunia kerja dan dengan dunia nyata, perguruam tinggi akan hadir sebagai mata air bagi kemajuan dan pembangunan bangsa serta turut mewarnai peradaban bangsa.