Medan (ANTARA) - Program pemerintah untuk pengembangan kawasan food estate komoditas hortikultura di Kabupaten Humbahas terus berlanjut. Guna percepatan, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan sebagai UPT Pendidikan dibawah Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan bimbingan teknis bagi pendamping yang nantinya akan diterjunkan mendampingi kegiatan Program Food Estate di Kabupaten Humbang Hasundutan.
Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, menegaskan Food Estate adalah program ketahanan pangan yang digerakkan pemerintah dengan melibatkan sejumlah kementerian.
“Tujuannya untuk menjaga ketahanan pangan secara nasional. Untuk itu, kita mengajak semua pihak untuk bergerak cepat dan bersama-sama mendukung program pemerintah ini,” kata Mentan SYL.
Baca juga: Bermodalkan ketekunan, alumni Polbangtan sukses kelola coffee shop
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa institusinya harus total mendukung Food Estate.
"Kita akan memastikan pendampingan terhadap petani di lokasi food estate berjalan maksimal, memaksimalkan kinerja BPPSDMP untuk memastikan petani food estate mendapatkan pendampingan, khususnya dalam hal korporasi petani," ujar Dedi.
Bimbingan teknis di ikuti oleh 55 orang pendamping yang terdiri dari 46 orang alumni Polbangtan Medan, 4 orang alumni USU dan 5 orang alumni UNITA di Kab. Humbang Hasundutan (21/9).
Menambah khasanah peserta, Van Basten selaku manajer lapangan Food Estate menjelaskan tugas Pendamping adalah untuk melakukan sosialisasi secara door-to-door meliputi : pendataan Petani untuk Land Clearing, identifikasi permasalah (penolakan), menyelesaikan permasalahan dgn musyawarah terkait kepastian status kepemilikan lahan, perbedaan skema 215 Ha dan 785 Ha dan ketersediaan infrastruktur (Air & Jalan) serta pembuatan layout sesuai hasil tracking untuk mempermudah land clearing dan pengolahan lahan serta identifikasi lokasi lahan petani.
Pada kesempatan ini sebagai tindak lanjutan bahwa pendamping diharapkan mampu melakukan jejaring dan bekerja sama dengan multistakeholder yaitu Petani, Pemerintah, dan Perusahaan-perusahaan Investor/ Off-taker secara profesional dan sesuai etika kerja yang baik, terutama memastikan proses pengembangan (pembukaan lahan baru) di lapangan hingga pasca panen pada food estate berjalan sesuai Good Agriculture Practice (GAP).
Pendamping juga diharapkan mampu berkerja tim terutama untuk menyerap dan melakukan alih pengetahuan/ teknologi mengenai proses budidaya modern (padat teknologi) baik dari Pemerintah maupun Investor/ Off-taker kepada Petani sehingga aktivitas bertani (agribusiness) menjadi lebih efektif dan efisien, serta petani menjadi lebih sejahtera dan mandiri.
Bintang Sitorus selaku narasumber pun menjelaskan terkait kesuburan dan pengelolaan lahan. "Pengolahan tanah harus dilaksanakan secara hati hati, karena kondisi tanah banyak mengandung mineral allofan yang dapat menyebabkan kahat unsur hara", jelas Bintang.