Tapanuli Tengah (ANTARA) - Sejak 1 September 2021, proses belajar tatap muka sudah diberlakukan di SMAN 1 Plus Matauli Pandan, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Proses itu terus berlangsung hingga saat ini, dan progresnya baik, aman, dan lancar.
Menurut Plt Kepala Sekolah SMAN 1 Plus Matauli Pandan, Deden Rachmawan, S.Pd, MM, yang dikonfirmasi ANTARA, Senin (13/9) di Pandan menjelaskan, proses tatap muka yang mereka lakukan sejak awal September sifatnya masih terbatas, sesuai dengan aturan dan petunjuk dari Kementerian dan Provinsi Sumatera Utara.
“Jumlah siswa kita yang ikut tatap muka itu sekitar 400 orang, dan yang megikuti lewat daring lebih kurang 800 orang. Jadi semua siswa kita itu mulai dari kelas X sampai kelas XII wajib mengikuti proses pembelajar setiap hari secara bersamaan. Bedanya, yang belajar tatap muka langsung di ruangan kelas, dan yang daring mengikuti pembelajaran lewat zoom,” terangnya.
Baca juga: Bupati Bakhtiar motivasi peserta ujian PPPK, tegaskan jangan percaya calo
Khusus yang belajar secara tatap muka sambungnya, wajib tes swab antigen. Atas dasar itulah pihak sekolah dalam menentukan siapa yang ikut belajar tatap muka melibatkan orang tua siswa, karena biaya swab antigen ditanggung orang tua masing-masing.
“Sistem belajar tatap muka kita ini sifatnya bergantian. Bagi orang tua yang tidak berkenan anaknya ikut tatap muka, bisa mengikuti pembelajaran lewat zoom. Dan sampai saat ini, proses pembelajaran tatap muka dan daring di sekolah kita ini berjalan lancar dan aman,” ungkapnya.
Disingung tentang vaksinasi bagi siswa Matauli, Deden yang baru beberapa minggu dihunjuk sebagai Plt Kepala Sekolah menjelaskan, bahwa pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan Dinas Kesehatan setempat, Polres Tapteng, Kodim 0211/TT, Dansatradar 234/Sibolga, Kajari Sibolga dan lembaga lainnya untuk penyediaan vaksin.
“Alhamdulillah, mereka mendukung permohonan yang kami sampaikan. Salah satunya Polres Tapteng yang sudah menggelar vaksinasi bagi siswa kita lebih kurang 250 orang. Untuk itulah kami mengimbau para orang tua siswa, agar melengkapi vaksinasi anaknya, baik itu vaksin dosis pertama dan kedua. Dan jika di daerah masing-masing mengalami kendala terkait vaksinasi, agar divaksin di sekolah saja, karena kita sudah menjalin kerja sama dengan berbagai instansi, dan itu adalah gratis,” imbaunya.
Sementara itu dari pihak sekolah dan pengawai serta para guru, sudah 97 persen yang divaksin, sisanya dalam proses. Karena salah satu syarat untuk dapat belajar tatap muka, 75 persen gurunya sudah divaksin.
“Intintya, dalam proses pembelajaran tatap muka ini, kita tetap mengutamakan keselamatan. Dan penerapan prokes seperti mencuci tangan, memakai masker dengan baik dan benar serta menjaga jarak, sangat kita utamakan,” katanya.