Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan sebanyak 6,5 juta pelaku UMKM beralih ke ekosistem digital dalam satu tahun untuk beradaptasi dengan kondisi pandemi COVID-19.
"Jumlah UMKM yang on boarding sampai bulan Juni 2021 ada 6,5 juta," kata Teten dalam diskusi daring mengenai Akeselerasi Digitalisasi UMKM di Jakarta, Jumat (23/7).
Padahal, kata Teten, jumlah pelaku UMKM yang masuk ke ekosistem digital selama 10 tahun sejak lokapasar daring hadir di Indonesia sebanyak 8 juta UMKM.
Teten mengatakan pemerintah menargetkan dalam peta jalan transformasi digital bahwa sebanyak 30 juta UMKM beralih ke ekosistem pemasaran digital seperti lokapasar daring pada tahun 2024. Artinya, dibutuhkan penambahan 5 juta pelaku UMKM yang masuk ke ekosistem digital setiap tahun.
Baca juga: Tiga rahasia utama agar bisnis UMKM tetap tumbuh di saat pandemi
Menkop UKM menegaskan perlu adanya kolaborasi dan sinergi dari berbagai pemangku kepentingan untuk meningkatkan jumlah pelaku UMKM yang masuk ke ekosistem digital. "Artinya setiap tahun kita harus menyiapkan 5 juta UMKM masuk ke ekosistem digital. Dan itu artinya kita harus mendampingi usaha mikro yang punya potensi berjualan di online. Harus 5 juta setahun ini tidak bisa sendiri, semua harus bergerak karena besar sekali effort yang harus dilakukan," kata Teten.
Teten mengutip ucapan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang mengungkapkan bahwa Indonesia dikenal oleh negara-negara lain sebagai negara yang sangat reformis karena mampu melakukan perubahan struktural di bidang ekonomi setiap kali terjadi krisis.
Baca juga: Pengusaha UMKM Sumut bersiap ekspor rumput gelagah asal Jawa Tengah
"Artinya bagus, secara positif melakukan perubahan struktural ketika menghadapi situasi sulit, itu sudah menjadi ciri khas kita. Hebat, mau melakukan perubahan," kata dia.
Pemerintah saat ini juga pemerintah sedang menggalang upaya kolaborasi untuk mengembangkan agar setiap daerah bisa mengembangkan lokapasarnya masing-masing. Hal itu untuk mengakomodasi pelaku UMKM yang kapasitas produksinya hanya cukup untuk suatu daerah tertentu dan dibeli oleh masyarakat wilayah tersebut.
Selain itu juga sedang dikembangkan platform lokapasar digital yang homogen. Teten mengatakan selama pandemi COVID-19 terdapat 30 inisiasi aplikasi digital baru yang banyak membantu pedagang di pasar supaya bisa berjualan via daring. "Seperti para tukang jahit untuk bisa mendapatkan pelanggan lewat online, termasuk warteg-warteg sudah terhubung ke platform digital," katanya.