Jakarta (ANTARA) - Atlet Indonesia yang akan berlaga di Olimpiade Tokyo akan menerima uang saku dari pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sebesar 300 dolar AS atau sekitar Rp4,3 juta per harinya.
Menurut Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Ferry J Kono, nominal uang saku tersebut juga berlaku bagi para pelatih yang mendampingi atlet ke Tokyo.
“Atlet akan menerima uang saku 300 dolar AS per hari selama mulai keberangkatan sampai kepulangan terakhir. Uang saku akan diberikan secara bertahap per lima hari langsung ditransfer ke rekening atlet,” ungkap Ferry dalam temu media virtual di Jakarta, Rabu (7/7).
Baca juga: Olimpiade, Jepang tetapkan Indonesia negara risiko tinggi COVID-19
Bekal uang saku tersebut meningkat dari jumlah yang diterima para atlet yang bertanding di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro sebesar 241 dolar AS (Rp3,1 juta).
Selain uang saku, pemerintah juga menanggung biaya akomodasi dan penerbangan kontingen ke Tokyo. Para atlet akan mendapatkan fasilitas penerbangan kelas bisnis, sedangkan ofisial dan yang lainnya naik dengan kelas ekonomi premium.
Indonesia akan memberangkatkan 28+1 atlet cadangan yang akan tampil pada delapan cabang olahraga Olimpiade 2020, yakni bulu tangkis (11), panahan (4), menembak (1), dayung (2), angkat besi (5), renang (2), atletik (2), dan surfing (1+1 atlet cadangan).
Keberangkatan tim Merah Putih ke Tokyo terbagi menjadi lima kloter. Pertama, tim bulu tangkis yang menjalani pemusatan latihan di Kumamoto akan bertolak lebih awal pada 8 Juli, dilanjutkan tim advance, yang bertugas meninjau lokasi, bertolak pada 15 Juli.
Penerbangan selanjutnya adalah tim panahan, menembak, dayung, surfing, angkat besi, serta renang pada 17 Juli. Penerbangan keempat adalah Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari dan ketua CdM bersama tim pada 20 Juli, dan terakhir adalah atletik pada 24 Juli.