Medan (ANTARA) - Manajemen hotel di Sumatera Utara masih belum menjual seluruh kamar hotelnya akibat tingkat hunian tamu yangmasih di bawah 50 persen karena dampak pandemi COVID-19.
"Rata-rata hotel di Sumut baru mengoperasikan sekitar 50 persen kamarnya akibat pandemi COVID-19," ujar Ketua Badan Pengurus Daerah PHRI Sumut, Denny S Wardhana, di Medan, Rabu (3/3).
Dampak pandemi COVID-19, katanya, membuat tingkat hunian hotel turun drastis.
Meski sudah mulai membaik, namun hunian hotel di Sumut masih rendah atau di bawah 50 persen.
Baca juga: Hunian hotel berbintang di Parapat masih bertahan di angka 80 persen
"Akibat hunian rendah, maka manajemen memilih untuk hanya mengoperasikan atau menjual 50 persen kamar hotelnya," katanya.
Oleh karena operasional kamar hotel belum 100 persen, maka manajemen hotel juga belum mempekerjakan seluruh karyawan yang sebelumnya dirumahkan.
"Kembali beroperasinya hotel di Sumut sejak Juni 2020 setelah tutup sejak April 2020 akibat pandemi COVID-19, sudah sangat disyukuri," ujar Denny yang juga Managing Director Garuda Plaza Hotel.
Ia menyebutkan, kebijakan untuk beroperasi lagi mulai Juni 2020 antara lain dengan pertimbangan bisnis hotel dan nasib karyawan yang sudah dirumahkan sejak April atau Mei 2020.
Garuda Plaza sendiri, ujar Denny, mulai beroperasi kembali sejak 11 Mei 2020 setelah tutup sejak 1 April.
Tamu Hotel Garuda Plaza juga masih di bawah 50 persen dengan diisi tamu lokal sehingga hotel itu juga belum menjual seluruh kamarnya untuk menekan biaya operasional.