Medan (ANTARA) - Bank Indonesia menyebut pertumbuhan investasi di Sumut pada triwulan III tertahan akibat nyaris tidak adanya investasi di sektor properti, jasa transportasi dan sektor perkaretan.
"Minim dan bahkan nyaris tidak adanya investasi di sektor properti, jasa transportasi dan perkaretan membuat terhambatnya penambahan investasi di Sumut pada triwulan III," ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut, Wiwiek Sisto Widayat di Medan, Sabtu (17/10).
Dia menyebutkan minimnya investasi khususnya di tiga sektor itu merupakan dampak pandemi COVID-19.
Baca juga: Sektor sawit dorong investasi di Sumut pada triwulan III 2020
Pandemi COVID-19 membuat permintaan properti, karet dan jasa transportasi melemah. Dengan permintaan yang melemah, pelaku usaha menahan atau menunda investasi.
"Harapannya, pada triwulan IV pandemi COVID-19 semakin mereda sehingga investasi bertumbuh tinggi," katanya.
Menurut data, ujar Wiwiek, hingga triwulan II total nilai investasi Sumut sudah mencapai Rp19, 028 triliun.
Baca juga: Investor dalam negeri masih minati sektor industri makanan di Sumut
Total investasi sebesar Rp19,028 triliun itu terbesar dari PMDN Rp9,847 triliun dan PMA Rp9,181 triliun.
Dia menjelaskan, investasi PMDN di Sumut pada 2020 masih tetap terbesar pada sektor industri makanan, konstruksi dan jasa.
Besarnya investasi PMDN hingga triwulan II itu didorong lonjakan investasi selama April - Juni.