Tapteng (ANTARA) - Niat Bupati Tapanuli Tengah untuk melahirkan sarjana-sarjana yang handal dari Kabupaten Tapanuli Tengah patut diacungin jempol. Di mana Bupati Bakhtiar Ahmad Sibarani menargetkan di periode pertama kepemimpinannya sebagai bupati bersama dengan wakilnya Darwin Sitompul, sebanyak 100-150 orang akan terlahir saraja dari Tapteng yang dibiayai APBD Tapanuli Tengah.
Demikian dikatakan Bupati Bakhtiar waktu bincang-bincang dengan ANTARA di Pandan, Rabu (26/8/2020).
“Target saya untuk periode pertama ini sekitar 100-150 orang sarjana yang dibiayai dari APBD Tapteng. Karena untuk saat ini saja sudah ada 50 orang yang sudah kita biayai kuliah di Universitas Negeri yang ada di Indonesia ini, sejak program beasiswa ini disetujui tahun 2019,” ungkapnya.
Baca juga: Ketua Bhayangkari Tapteng serahkan tali asih kepada Warakauri dan tenaga medis
Di tahun 2019 kemarin ujarnya, sebanyak 20 anak Tapteng yang menerima beasiswa dari Pemkab Tapteng dengan besaran Rp2 juta setiap bulannya. Dan untuk tahun ini sebanyak 30 orang lagi.
“Saya memang bukan sarjana, tetapi saya memiliki cita-cita bagaimana agar lahir para sarjana dari kampung halaman saya ini. Dan sejak ada Kabupaten Tapanuli Tengah ini, baru kali ini ada beasiswa sebesar yang kita berikan, yaitu Rp2 juta/bulan selama 4 tahun, maksimal 5 tahun. Berarti kalau 1 tahun besaran beasiswa yang diterima Rp24juta/ orang. Dan target saya di periode kedua nanti harus ada sekitar 1.000 orang sarjana yang dibiayai APBD Tapteng,” tegasnya.
Disebutkan bupati, bahwa kemarin dia baru menerima kunjungan tiga orang perwakilan mahasiswa penerima beasiswa APBD Tapteng. Kedatangan mereka untuk bersilaturahmi dengan Bupati sekaligus memberikan cinderamata berupa jas.
“Kemarin ada tiga orang perwakilan dari mahasiswa yaitu, Kristian Anugrah Notatema Gea, Mahasiswa Universitas Gadjah Mada, Sukriadi Tanjung Mahasiswa Universitas Samudera Aceh, dan Novi Yanti situmorang Mahasiswa Universitas Bengkulu.
"Saya bangga dengan keberadaan mereka. Dan kemarin saya pesankan kepada mereka, agar tetap semangat dalam belajar, dan tidak perlu lagi minder dengan kondisi ekonomi keluarga, karena sudah mendapat beasiswa dari Pemerintah Tapanuli Tengah. Jika beasiswa yang Rp2 juta itu digunakan untuk biaya hidup pasti cukup, tetapi kalau dijadikan gaya hidup sudah pasti kurang,” tambahnya.
Ada pun para penerima beasiswa ini adalah, mahasiswa yang kurang mampu tetapi diterima lulus di perguruan tinggi negeri.