Medan (ANTARA) - Sebanyak 38 orang penyuluh pendamping di lokasi proyek SIMURP (Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project) mengikuti kegiatan training of trainer (TOT) di UPT Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian Dinas TPH Provinsi Sumatera Utara sejak 21-24 Juli 2020.
Demikian disampaikan Direktur Polbangtan Medan Yuliana Kansrni di Medan, Kamis (23/7). Kata dia pelatihan TOT ini penting meningkatkan pengetahuan peserta untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
"Seluruh penyuluh yang berjumlah 38 orang mulai dari koordinator BPP, penyuluh pertanian kabupaten dan provinsi, petugas proyek SIMURP kabupaten dan provinsi," katanya.
Metode pembelajaran dalam pelatihan ini dengan tatap muka dan praktek di dua lokasi yaitu BPP Beringin (Deliserdang) dan BPP Pematang Sijonam (Serdang Bedagai) dengan fasilitator dosen Polbangtan Medan, penyuluh pertanian Sumatera Utara, Deli Serdang, Serdang Bedagai.
Baca juga: Untuk mewujudkan kebijakan Kementan, ini strategi BPP Hamparan Perak
"Pun demikian TOT ini tetap mengedepankan atau mengikuti protokol COVID-19 dengan dilengkapi alat pelindung diri (APD) seperti memakai face shield, masker, dan hand sanitizer," jelasnya.
Materi yang diberikan TOT CSA yaitu : konsep dasar CSA, optimalisasi tata kelola lahan air di daerah rawa, penerapan CSA dalam agribisnis high value crops, penentuan waktu tanam, pembuatan pupuk organic dan MOL, penggunaan perangkat uji tanah sawah (PUTS), penggunaan vaerietas adaptif, penggunaan bibit usia muda (jarwo), penerapan POPT ramah lingkungan, penerapan irigasi intermitten.
Baca juga: Polbangtan Medan laksanakan ujian tugas akhir secara daring mencegah COVID-19
Untuk laporan kegiatan SIMURP oleh Kapusluhtan Dr. Ir Leli Nuryati, M.Sc, pembukaan TOT CSA oleh Sekretaris Jenderal Kementan, Dr. Ir. Momon Rusmono, MS. Sambutan dan pembekalan TOT Ka. Badan PPSDMP Prof. Dedi Nuryamsi dan dimoderatori Sekretaris Badan PPSDMP Dr. Ir Siti Munifah, M.Si, serta materi kebijakan pelatihan melalui E-learning dari Kapuslatan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pesannya berharap penyuluh bisa menyerap banyak pengetahuan dari kegiatan ini. Sebab, penyuluh adalah garda terdepan pertanian Indonesia. Penyuluh berperan untuk mendampingi petani di lapangan memberikan masukan agar pertanian berjalan lancar dan produktivitas tidak terganggu.
"Harus kita sempurnakan langkahnya, khususnya dalam menunjukkan kinerja penyuluh dalam pencapaian tujuan pembangunan pertanian. Dalam arahannya beliau juga menyampaikan ada 267 juta jiwa penduduk Indonesia yang memerlukan pangan, khusunya dimasa pandemic COVID-19," kata Mentan.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi, mengatakan Proyek SIMURP harus mampu memperkuat BPP. Sebab, program utama Kementerian pertanian dilaksanakan di BPP.
“Oleh karena itu, BPP yang telah menerima sarana IT tahun 2019 dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam menyediakan data-data pertanian yang terkoneksi dengan AWR Kementerian Pertanian,” katanya.
Dedi Nursyamsi juga berharap pelatihan TOT memberikan manfaat kepada penyuluh dalam meningkatkan pengetahuannya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, caranya dengan cerdas memanfaatkan iklim.
“Misalnya bagaimana pertanian hanya memerlukan air sedikit tetapi produktivitasnya tetap tinggi. Cara lainnya adalah dengan menghemat pupuk. Apalagi pupuk juga menjadi faktor pengungkit produktivitas yang luar biasa. Pupuk menjadi faktor penting untuk produksi,” tutur Dedi Nursyamsi.
Lebih lanjut Direktur Polbangtan Medan menyampaikan bahwa CSA ini sangat penting untuk mendukung pertanian berkelanjutan agar produktivitas padi semakin meningkat , petani sejahtera dan tidak merusak lingkungan.