Tapanuli Selatan (ANTARA) - Seluruh siswa tingkat SMA sederajat negeri dan swasta di Tapanuli Selatan masih mengikuti proses belajar dari rumah (BDR) secara online akibat dampak COVID-19.
"Termasuk siswa kelas satu tahun ajaran baru 2020/2021," kata Kepala Sekolah SMKN 1 Sipirok, Tapanuli Selatan Adanan, SP menghubungi ANTARA, Senin (13/7).
Baca juga: Bupati Tapsel ingatkan kepala desa berhati-hati menyerap dana desa
Baca juga: Hadapi normal baru, GTPP COVID-19 Tapsel serahkan bantuan ke Masjid Babur Rahmat
Menurut dia, pihak sekolah baru bisa melaksanakan proses belajar tatap muka dengan guru setelah berbagai persyaratan protokoler kesehatan dapat terpenuhi (dilengkapi).
"Seperti menyediakan wadah cucitangan, menyiapkan tenaga kesahatan standby di sekolah, surat persetujuan orangtua siswa dan pernyataan daerah itu masuk zona hijau oleh pemerintah setempat," katanya.
Disamping nantinya dalam penerapan proses belajar juga jaga jarak (minimal 18 siswa) satu lokal, memakai masker yang dibagi kedalam dua gelombang proses belajar dalam sepekan (satu gelombang 3 hari).
Senada dengan apa yang dikatakan Kepala Sekolah SMAN 1 Sipirok Ardin Hasibuan, dia berencana akan memenuhi berbagai persyaratan agar pihaknya bisa melaksanakan proses belajar tatap muka.
Keduanya, Adanan dan Ardin tidak memungkiri kalau proses BDR secara daring kurang maksimal. Karena masih ada banyak siswa tidak memiliki Android disamping sebagian wilayahnya terganggu bahkan tak dapat signal HP sama sekali.
Untuk siswa baru kelas satu yang mulai masuk hari ini, Senin, hanya sebatas pengarahan dan pemberitahuan bahwa proses belajar masih tetap dari rumah menunggu petunjuk lanjutan.
Pelaksana tugas Kepala Cabang Pendidikan Padang Sidempuan Dinas Pendidikan Provinsi Sumut Fahri Siregar menyatakan bahwa sebelumnya pihaknya sudah mengadakan rapat koordinasi menindaklanjuti surat edaran Gubsu terkait proses belajar mengajar tingkat SMA/Sederajat khususnya di Tapanuli Bagian Selatan.
"Dalam rapat kemarin sudah kita sampaikan kepada seluruh kepada sekolah agar dapat memenuhi sejumlah kriteria (ada 15 item) kemudian diusulkan agar ditinjau layak atau tidak. Kalau belum jangan dilakaukan belajar dengan tatap muka," tegasnya.