Chicago (ANTARA) - Harga emas berjangka naik pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), berbalik dari penurunan dua hari berturut-turut ketika virus corona tanpa henti menyebar secara global dengan lompatan angka infeksi COVID-19 di Amerika Serikat.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik 9,7 dolar AS atau 0,55 persen, menjadi ditutup pada 1.780,30 dolar AS per ounce.
Emas berjangka turun 4,5 dolar AS atau 0,25 persen menjadi 1.770,6 dolar AS per ounce pada Kamis (25/6/2020), dan merosot 6,9 dolar AS atau 0,39 persen menjadi 1.775,10 dolar AS per ounce pada Rabu (24/6/2020), setelah melonjak 15,60 dolar AS atau 0,88 persen menjadi 1.782,00 dolar AS pada Selasa (23/6/2020).
"Investor menjadi gugup karena kenaikan kasus baru virus corona saat ini dan berhenti dari posisi mereka dalam aset-aset berisiko seperti saham, sementara memarkir investasi mereka dalam emas dan obligasi," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Indeks utama Wall Street turun dan imbal hasil obligasi 10-tahun yang menjadi acuan merosot ke level terendah sejak awal Juni, karena Amerika Serikat mencatat rekor baru untuk peningkatan satu hari dalam kasus virus corona.
Namun, angka-angka ekonomi yang dirilis pada Jumat (26/6/2020) relatif positif, membatasi kenaikan emas. Sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS menunjukkan pengeluaran konsumen meningkat 8,2 persen pada Mei; dan menempatkan pendapatan pribadi pada level negatif 4,2 persen untuk Mei, lebih baik dari yang diperkirakan.
Emas telah naik 1,4 persen pada pekan ini, tetapi sedikit mundur dari level tertinggi sejak Oktober 2012 yang dicapai pada Rabu (24/6/2020), karena saingan safe-haven dolar AS mengambil beberapa kilau logam mulia di tengah meningkatnya kasus virus corona.
Lebih dari 9,62 juta orang telah dilaporkan terinfeksi oleh virus corona baru secara global. Sementara itu Amerika Serikat untuk hari kedua berturut-turut memecahkan rekor kasus baru COVID-19, dengan lebih dari 40.000 kasus baru dilaporkan pada Jumat (26/6/2020). Ini membuat para investor khawatir, mendorong mereka ke emas sebagai tempat yang aman.
"Kita mungkin melihat emas menembus level 1.800 dolar AS... fundamental untuk emas cukup kuat dengan meningkatnya kasus virus corona, belum ada vaksin dan stimulus dari bank-bank sentral utama secara global yang mendorong kekhawatiran inflasi," kata Edward Moya, analis pasar senior pada broker OANDA.
Kebijakan moneter yang longgar dan serangkaian langkah-langkah stimulus oleh bank-bank sentral utama untuk membendung dampak virus telah memicu kekhawatiran inflasi, mendorong harga emas sekitar 16,5 persen lebih tinggi
tahun ini.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 14 sen atau 0,78 persen, menjadi ditutup pada 18,035 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 10,8 dolar AS, atau 1,34 persen, menjadi menetap pada 819,3 dolar AS per ounce.