Medan (ANTARA) - PT Tirta Sibayakindo, produsen air minum dalam kemasan (AMDK) merek AQUA, melalui Mitra Sources of Indonesia kembali melanjutkan kegiatan untuk memperkuat Fungsi Kawasan Pelestarian Alam di Taman Hutan Raya Bukit Barisan Desa Tongkoh Kabupaten Karo.
CSR Manager PT Tirta Sibayakindo, Esron Siringoringo melalui siaran pers yang di terima di Medan, Selasa (26/5) menjelaskan, kegiatan ini pada awalnya dimulai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup pada Juni 2015 tentang Inisasi Pembangunan Taman Pendidikan Konservasi, kemudian diperkuat kembali melalui penandatanganan Perjanjian Kerjasama Tahun 2019 untuk Pengelolaan Taman Pendidikan Konservasi di Kawasan Tahura selama 10 tahun ke depan.
Esron menambahkan, Berbagai kegiatan telah dilakukan dalam pelaksanaan Program Penguatan Fungsi Hutan melalui Taman Pendidikan Konservasi selama kurun waktu 5 tahun.
Sebanyak 4 buah buku telah diterbitkan, yang pertama Buku Baseline Study Keanekaragaman Hayati Flora dan Fauna, yang merangkum analisa vegetasi, identifikasi tumbuhan dan hewan, manajemen pembibitan, serta aktivitas lainnya.
Kemudian Buku Kedua Rencana Program dan Panduan Teknis Pembangunan Taman Pendidikan Konservasi. Buku Ketiga mengenai Budidaya Lebah Madu dan Buku Keempat adalah Buku Inventarisasi Ekosistem Lingkungan di Kawasan Tahura.
Kepala Tahura Ir. Ramlan Barus mengatakan bahwa dalam memperkuat fungsi kawasan hutan di Taman Hutan Raya Bukit Barisan, pihaknya berupaya untuk membuka kerjasama dengan berbagai pihak yang peduli dengan keberlanjutan fungsi hutan.
PT. Tirta Sibayakindo menurut dia, merupakan salah satu mitra yang strategis untuk memperkuat fungsi kawasan hutan, sehingga kami telah menandatangani perjanjian yang tujuannya akan bersama-sama sampai tahun 2028 mewujudkan penguatan fungsi dan keberlanjutan sumber daya air hutan melalui kegiatan seperti penanaman dan pemeliharaan pohon, pembuatan lubang biopori, pembuatan sumur resapan, pembuatan rorak, perawatan jalur trak.
Sementara itu, Direktur Sources of Indonesia Renta Nababan menambahkan hal yang paling penting dan mendasar adalah pendampingan masyarakat di seputaran kawasan hutan melalui penciptaan lapangan kerja, semisalnya adalah budidaya lebah madu.
Budidaya lebah madu ini sangat cocok sekali di terapkan di daerah perbatasan kawasan hutan. Lebah madu adalah cerminan kehidupan yang jauh dari penggunaan bahan kimia berbahaya, karena apabila di suatu daerah tingkat penggunaan bahan kimia tinggi, maka lebah madu ini akan pergi.
Sampai saat ini lebih kurang 6.000 pohon telah di tanam dengan luas areal mencapai 6 Ha dengan tingkat pertumbuhan hampir 100% karena dilakukan perawatan dan monitoring yang intensif. Sumur Resapan juga telah dibangun sebanyak 5 (lima) unit, ada 8 (delapan) unit Rorak yang dibuat dan Lubang Resapan Biopori sebanyak 175 titik. Di Kawasan Taman Konservasi juga telah di letakkan sebanyak 10 (sepuluh) kotak pidem sebagai tempat koloni lebah.
Esron Siringoringo yang didampingi Darmadi, ST selaku CSR Coordinator PT. Tirta Sibayakindo menerangkan bahwa untuk mewujudkan seluruh kegiatan yang telah disusun maka peran serta dan pelibatan masyarakat di seputaran pabrik sangat penting.
Kegiatan harus terintegrasi antara Penguatan Fungsi Kawasan Hutan dengan terbukanya peluang-peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar. Masyarakat harus menjadi pelaku dalam penguatan fungsi kawasan hutan.
Ditambahkannya, Untuk tahun 2020 ini kegiatan terus dilanjutkan diantaranya perawatan dan monitoring pohon di Taman Pendidikan Konservasi, penambahan penanaman pohon, perawatan jalur tracking, perawatan sarana dan fasilitas di Taman Konservasi, meningkatkan biodiversity, penambahan 3 (tiga) unit Sumur Resapan dan 3 (tiga) buah Rorak serta 100 (seratus) titik Lubang Biopori.
Pelibatan masyarakat untuk melanjutkan seluruh kegiatan di Taman Pendidikan Konservasi akan terus di tingkatkan. Malah dengan situasi pandemi saat ini, pola Program Padat Karya bagi Masyarakat terdampak COVID-19 di sekitar Kawasan Tahura merupakan solusi utama untuk mewujudakan pola kemitraan.
Diharapkan dalam kondisi pandemi COVID-19 saat ini roda perekonomian masyarakat juga dapat berputar dengan mengajak dan melibatkan mereka untuk bekerjasama. Kita juga membuka peluang dengan membeli hasil panen madu para petani dan peternak lebah. Pada akhirnya bahwa situasi pandemi tidak menjadi penghalang bagi kita untuk terus mewujudkan dan memperkuat fungsi kawasan hutan bersama-sama masyarakat, sepanjang tidak mengesampingkan protocol kesehatan COVID-19 yang dianjurkan namun dari hasil pertemuan dengan para petani dan peternak lebah mereka menganggap untuk saat ini hasil panen madu lebih berharga untuk dikonsumsi oleh mereka sendiri bersama keluarga karena dapat meningkatkan daya tahan atau immunitas tubuh untuk melawan virus Corona SAR-2 yakni COVID-19.