Jakarta (ANTARA) - Masyarakat mengandalkan belanja online dan layanan pesan antar sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), baik untuk barang kebutuhan sehari-hari maupun membeli makanan.
Virus corona dapat bertahan di beberapa jenis permukaan selama sembilan hari atau lebih sehingga menimbulkan kekhawatiran untuk menyentuh paket belanja online.
Baca juga: Malaysia catat 122 kasus baru COVID-19
Baca juga: Rusia catat rekor 10.633 kasus baru COVID-19 dalam sehari
Para pelaku dagang online maupun perusahaan pengantaran memastikan mereka sudah menjalankan prosedur kebersihan untuk paket kiriman, mulai dari menyemprotkan disinfektan pada paket sampai membekali kurir mereka dengan masker dan cairan pembersih tangan.
Selain itu, kurir juga menerapkan contactless delivery atau pengantaran tanpa kontak dengan menaruh paket di tempat yang telah disetujui. Meski pun begitu, konsumen tetap merasa khawatir ketika akan membuka paket sehingga mereka merasa perlu menggunakan sarung tangan atau masker.
The Center for Disease Control and Prevention, dikutip dari laman Cnet hari ini, menyatakan risiko virus corona menyebar lewat paket belanja online sangat kecil karena barang sudah berpindah-pindah selama berhari-hari.
World Health Organization juga berpendapat, kecil kemungkinannya paket belanja online dihinggapi virus setelah mengalami berbagai kondisi. Risiko orang terkena virus dari paket belanja online tergolong kecil.
Sementara itu, untuk layanan pesan antar makanan, Food and Drug Administration (FDA) AS mengatakan belum ada bukti virus bisa menular dari makanan atau paket.
Meski risiko tertular virus corona dari paket belanja online kecil, masyarakat tetap harus waspada dan menjaga kebersihan saat menerima paket. Disarankan segera mencuci tangan selama 20 detik begitu menerima atau membuka paket belanja.
Setelah itu, segera buang pembungkus dan cuci tangan lagi.
Bisakah virus corona bertahan di paket belanja online?
Senin, 4 Mei 2020 7:51 WIB 1211