Medan (ANTARA) - Nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati yang di dalamnya ada crude palm oil (CPO/minyak sawit mentah) Sumut hingga Oktober 2019 turun 17,66 persen atau menjadi 2 382 miliar dolar AS.
"Pada periode sama 2018, nilai ekspor golongan barang itu sudah sebesar 2,893 miliar dolar AS," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi di Medan, Kamis.
Penurunan nilai ekspor didorong turunnya volume dan harga ekspor golongan barang tersebut.
Baca juga: Jumlah penumpang domestik di Bandara Internasional Kualanamu turun 30 persen
Meski nilai ekspor turun, tetapi kontribusi golongan barang itu masih terbesar atau 36,94 persen dari total nilai ekspor Sumut hingga Oktober 2019 senilai 6,448 miliar dolar AS.
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Timbas Ginting, menyebutkan, harga ekspor CPO masih berfluktuasi dengan tren melemah.
Oleh karena harga CPO berfluktuasi, maka Gapki mengapresiasi dan terus mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo yang menargetkan bahwa pada Januari 2020, Indonesia sudah menggunakan B30 atau bahan bakar biodiesel 30 persen.
Baca juga: Kunjungan wisatawan ke Sumut naik 11,53 persen
"Harapannya B30 benar-benar bisa diterapkan mulai Januari 2020," katanya.
Penerapan B30 secara serius dipastikan akan mendongkrak harga jual. Dengan penyerapan yang banyak dari dalam negeri, maka CPO tidak tergantung dengan ekspor.
"Dengan penyerapan yang besar di dalam negeri, volume ekspor juga menjadi terbatas sehingga mendorong harga jual naiknya harga jual," katanya.