Jakarta (ANTARA) - Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia mengkhawatirkan kasus bom bunuh diri di Mapoltabes Medan oleh terduga pelaku yang mengenakan atribut ojek online dapat membatasi gerak dan akses driver ojek online seluruh Indonesia di tempat-tempat umum maupun perkantoran.
"Teman-teman driver ojek online resah karena nantinya akses dan gerak mereka dibatasi, khususnya ketika datang ke pusat-pusat perbelanjaan atau perkantoran di mana ojek online membeli orderan makanan atau mengantarkan kiriman barang ke perkantoran dan tempat-tempat umum," ujar Ketua Presidium Nasional Garda Indonesia, Igun Wicaksono saat dihubungi Antara di Jakarta, Rabu.
Selain itu Igun menambahkan bahwa dengan adanya peristiwa terorisme bom bunuh diri di Mapolwiltabes Medan yang mana terduganya mengenakan atribut ojek online, dikhawatirkan menimbulkan stigma negatif masyarakat terhadap driver ojek online.
Baca juga: Kadiv Humas Polri: Ada 6 korban luka akibat bom Medan
Garda Indonesia sendiri turut merasa resah dan berharap jangan sampai ada pembatasan terhadap driver ojek online ke depannya.
"Kita menyarankan kepada teman-teman untuk bersikap tenang, jangan terlalu diresahkan dan serahkan semua hal ini kepada pihak yang berwajib karena kita tidak mengetahui apakah terduga merupakan ojek online atau bukan," kata Igun.
Menurut Igun, sebetulnya pihak perusahaan aplikator sendiri telah melakukan seleksi dan perekrutan yang sangat ketat terhadap driver ojek online.
Handphone driver ojek online sendiri selain sebagai alat komunikasi dan pemesanan, juga berperan sebagai alat identitas bagi driver itu sendiri.
Baca juga: Ini keterangan saksi ledakan bom bunuh diri di Polrestabes Medan
Dari aplikasinya sendiri perusahaan sudah bisa mengawasi dan mengetahui posisi driver ojek online melalui GPS.
Sebelumnya Bom bunuh diri yang terjadi Rabu pagi (13/11) sekitar pukul 08.45 WIB di Polrestabes Medan Jalan HM Said, Medan diduga dilakukan seorang yang mengenakan atribut ojek online.
Petugas masih melakukan penyisiran di seputaran Mako Polrestabes Medan untuk pengembangan atas insiden ledakan tersebut dan police line juga sudah terpasang di lokasi.
Terkait peristiwa itu, Vice President Corporate Communications Gojek Indonesia, Kristy Nelwan mengatakan belum bisa berkomentar mengenai atribut terduga pelaku.
Pihaknya telah menghubungi dan berkoordinasi dengan pihak berwajib, serta siap untuk memberikan seluruh bantuan dan dukungan yang diperlukan untuk proses investigasi," kata Nelwan.