Rantauprapat (ANTARA) - Kepolisian Resor Resor Labuhanbatu masih menyelidiki dan menunggu hasil autopsi penyebab pasti kematian pasangan suami-istri atau Pasutri yang tewas tergantung di Jembatan Talihoran, Sungai Kalundang, Desa Kampung Padang, Kecamatan Pangkatan, Kabupaten Labuhanbatu.
Hasil visum luar dari dokter di RSUD Rantauprapat menunjukan minimnya kondisi fisik korban yang tewas khas disebabkan jeratan tali atau bunuh diri. Bahkan ditemukan seperti luka robek dileher masing-masing korban sekira 4X15 centimeter.
Sementara hasil autopsi dari RSUD dr. Djasamen Saragih, Pematang Siantar menguatkan luka-luka dileher itu akibat sayatan benda tajam.
Namun, pihak kepolisian belum berani menyimpulkan terlalu jauh, korban yang ditemukan tergantung di jembatan adalah murni korban pembunuhan atau dibunuh dengan cara digorok terlebih dahulu kemudian mayatnya digantung.
Baca juga: Suami istri tewas tergantung di Jembatan Talihoran Labuhanbatu
"Dari hasil autopsi RSUD dr. Djasamen Saragih, Pematang Siantar ditemukan luka sayatan akibat senjata tajam. Kalau, dugaan dibunuh baru digantung, kami belum berani menyimpulkan," jelas Kapolsek Bilah Hilir, Resor Labuhanbatu Iptu. Krisnat Napitupulu ketika dihubungi, Senin siang.
Berdasarkan keterangan Kepala Desa Kampung Padang, Jamry ketika dihubungi mengatakan, Pasutri asal Kabupaten Labuhanbatu Selatan ini merupakan pekerja dan menetap dilahan perkebunan sawit milik Roma Panjaitan seluas 30 hektar.
Baca juga: Mencari ikan di sumur, tiga kakak-beradik di Labuhanbatu tewas tenggelam
Dalam aktifitas sehari-hari, mereka yang baru menetap sekira dua bulan di Kampung Aek Nauli ini dikenal ramah dan sopan. Namun, pihaknya kurang mengenal sosok Pasutri itu.
Setelah ditelusuri, keluarga korban yang berada di Labuhanbatu Selatan juga sulit dijumpai sesuai alamat identitas yang di temukan berada di Kampung Tasik Dua, Desa Pasir Tuntung, Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan. "Korban cukup baik dan bergaul dikampung itu, tapi kami kurang mengenal," katanya.
Jasad korban ditemukan oleh saksi Hendra Polo Sianturi dan rekannya Amo Nainggolan saat melintas sekira pukul 06.40 WIB, Sabtu pagi.
Polisi bersama masyarakat membantu evakuasi jasad yang tergantung disamping badan jalan jembatan, sementara tubuh wanita berada persis dibawah hingga bagian pinggang menyentuh aliran sungai.
Personel yang datang ke lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara, dan menemukan adanya kejanggalan penyebab kematian Pasutri tersebut.
Untuk mengetahui luka-luka pasangan suami-istri tersebut, pihak kepolisian melakukan visum ke RSUD Rantauprapat dan autopsi RSUD dr. Djasamen Saragih, Pematang Siantar untuk bahan penyelidikan.