Palu (ANTARA) - Alat pendeteksi gempa sesar Palu Koro milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas I Palu, Sulawesi Tengah di "shelter" Desa Pombewe, Kabupaten Sigi, hilang karena dicuri orang.
Akibat peristiwa itu, salah satu titik pendeteksi gempa tidak berfungsi, sedangkan BMKG mengalami kerugian hingga mencapai ratusan juta rupiah.
"Sebenarnya ini laporan kedua. Pertama yang hilang adalah solar panel sebelum Bulan Puasa," kata Staf Data dan Informasi BMKG Palu Ermita Sari di Sigi, Jumat.
Di antara peralatan yang dicuri tersebut, kata dia, solar cell, regulator, baterai dan sensor pendeteksi gempa.
Bahkan, pagar yang mengelilingi "shelter" tersebut juga sengaja dirusak oknum tidak bertanggungjawab.
Namun, kata dia, belakangan ini sebagian alat yang tersisa juga ikut hilang, bahkan semua pintu "shelter"-nya dibobol sehingga tidak satu pun alat yang tersisa.
Ermita mengatakan empat alat tersebut merupakan satu komponen untuk mendeteksi gempa magnitudo kecil hingga besar.
"Kalau gempa di Palu, gempa kecil tapi dirasa untuk mendeteksi itu harus ada empat alat itu. Kalau rusak satu jadi kurang efektif," katanya.
Ia mengatakan diperkirakan total kerugian akibat tangan jahil itu mencapai Rp700 juta.
Dia mengatakan alat pendeteksi gempa dari aktivitas sesar patahan Palu Koro saat ini berjumlah empat unit, tersebar di Desa Pombewe, Desa Baluase, dan Desa Sadaunta, Kabupaten Sigi serta di Labuan, Kota Palu.
Saat ini, pihak BMKG sedang berkoordinasi dengan kepolisian dengan harapan keberadaan alat dan pelaku pencurian bisa terungkap sebelum dijual.
Alat pendeteksi gempa sesar di Palu hilang dicuri
Jumat, 26 Juli 2019 22:35 WIB 1307