Malang (ANTARA) - Tiga mahasiswa Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKI) Budi Utomo atau "IBU" menemukan bahan baku untuk pembuatan teh pencegah penyakit jantung dan kolesterol, yakni daun buah kedondong.
Ketiga mahasiswa tersebut adalah Dewi Khoiriyah, Kurnia Ismawati serta Juliana Riskawati. Mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia semester enam itu di bawah bimbingan dosen Anita Kurnia Rachman.
"Teh dengan bahan baku daun kedondong ini memberikan manfaat luar biasa, sebab mampu mencegah kolesterol dan penyakit jantung. Teh dari daun kedondong ini diproses secara alami," kata Ketua tim Dewi Khoiriyah di Malang, Jawa Timur, Jumat.
Bahan baku daun kedondong untuk membuat teh celup, kata Dewi, dipanen langsung dari petani dan teknik pembuatannya, daun kedondong dikeringkan selama sekitar dua minggu dengan suhu ruangan. Dengan temperatur suhu ruangan, teh yang dihasilkan kualitasnya lebih bagus.
Teh celup dari daun kedondong tersebut, lanjutnya, mengandung flavonoid, Saponin, Tanin dan alkanoid yang memiliki khasiat bisa mencegah dan mengobati penyakit jantung dan kolesterol.
Ia mengaku penelitian yang membuahkan hasil teh daun kedondong ini terinspirasi dengan banyaknya masyarakat yang menderita penyakit jantung, dimana penderitanya mulai orang tua sampai anak-anak.
"Melihat kondisi tersebut kami mencari referensi terkait bahan alami yang bisa mengobati penyakit jantung. Akhirnya kami menemukan daun kedondong yang mengandung zat bermanfaat bagi tubuh, seperti Flavonoid, Saponin, Tanin dan Alkanoid," paparnya.
Oleh karena itu, kata Dewi, daun kedondong menjadi pilihan sebagai bahan dasar pembuatan teh celup. Teh celup daun kedondong karya tiga mahasiswa IBU Malang itu telah diuji di laboratorium Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang.
Temuan ketiga mahasiswa tersebut telah lolos program kreativitas mahasiswa kewirausahaan (PKM-K) Jawa Timur. "Bulan depan masih akan dilakukan monotoring dan evaluasi (Monev) internal dan ksternal terkait progres dari teh celup daun kedondong tersebut," kata dosen pembimbing mereka, Anita Kurnia Rachman.
Setelah dilakukan monev, kata Anita, selanjutnya diajukan untuk mengikuti Pekan Ilmiah mahasiswa Nasional (Pimnas) di Bali yang dilangsungkan akhir Juni mendatang.
Menurut Anita, temuan teh celup daun kedondong tersebut sangat bagus karena memberikan manfaat luas bagi masyarakat. "Makanya, saya sarankan untuk ikut program PKM-K agar mendapatkan dana dari Kemenristekdikti dan produk ini bisa dikembangkan," tuturnya.
Proposal temuan teh daun kedondong itu dikirimkan ke PKM-K Kemenristekdikti melalui Simbelmawa pada Desember 2018. Pada 20 Maret proposal yang diajukan tersebut dinyatakan lolos dan diterima.
"Kami berharap proposal dan temuan ini lolos Pimnas dan mendapatkan ana hibah untuk pengembangan dan penelitian lebih lanjut, karena kami ingin memproduksi teh celup daun kedondong ini secara massal agar banyak masyarakat yang terbantu, khususnya dalam mencegah penyakit jantung dan kolesterol," kata Anita.