Jakarta (ANTARA) - Rumah Sakit Budi Kemuliaan telah menangani sebanyak 139 korban dalam aksi damai 22 Mei yang berujung ricuh pada Rabu.
"Sejak dini hari hingga malam ini, sebanyak 139 korban ditangani di sini," ujar Direktur Pelayanan Medis RS Budi Kemuliaan Muhammad Rifky di Jakarta, Rabu malam.
Ia mengatakan data itu merupakan data terakhir sejak pukul 22.30 WIB dengan mayoritas korban karena gas air mata.
"Korban semuanya merupakan peserta aksi demo, sebagian besar pulang, tidak ada korban dari aparat keamanan," kata Rifky.
Ia menambahkan mayoritas korban yang terkena gas air mata mengalami gangguan pernapasan sehingga beberapa dia mengalami hilang kesadaran.
"Rata-rata terkena gas air mata yang membuat pernapasan terganggu. Kalau sampai terhirup lama gas air mata itu bahaya juga," tutur Rifky.
Ia memaparkan, dari 139 korban itu, 28 di antaranya mengalami luka tembak dan diperbolehkan pulang.
"Luka tembak (peluru karet) tidak sampai operasi, tapi dijahit," katanya.
Sementara itu terdapat juga dua korban yang mengalami luka tembak diduga peluru tajam. "Korban luka tembak tersebut terpaksa dirujuk ke RS Tarakan karena harus dilakukan tindakan bedah," katanya.
Dalam menangani korban, lanjut dia, pihak rumah sakit membagi tiga status, yakni hijau, kuning, dan merah. Hijau berarti luka ringan, kuning luka sedang, dan kategori merah luka serius.
"Sebagian besar statusnya hijau," ucapnya.
RS Budi Kemuliaan tangani 139 korban aksi 22 Mei
Kamis, 23 Mei 2019 0:18 WIB 2439