Jakarta (ANTARA) - BNPB memperkirakan kerugian akibat banjir bandang di Sentani, Jayapura mencapai Rp454 miliar.
"Data sementara mencapai Rp454 miliar, paling banyak kerusakan permukiman senilai Rp252 miliar," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Jumat.
Dia merincikan, kerugian di sektor infrastruktur mencapai Rp174 miliar, sektor ekonomi Rp22,6 miliar, sosial Rp4 miliar dan lintas sektor Rp1 miliar.
"Ini data sementara yang nanti akan kita kembangkan kan kita gunakan sambil kita menghitung berapa kebutuhan untuk pemulihan," tambah dia.
Saat ini masa tanggap darurat telah berakhir dan memasuki masa transisi darurat menuju pemulihan dengan jangka waktu satu hingga tiga bulan ke depan.
Lebih lanjut dia mengatakan, setelah masa transisi, akan masuk masa rehabilitasi dan rekonstruksi dengan membangun kembali infrastruktur, permukiman yang rusak termasuk ekonomi produktif dan lainnya.
Pemerintah juga merencanakan akan merelokasi warga yang tinggal di zona merah atau permukiman yang berbahaya.
"Pemda masih mencarikan lahan untuk relokasi. Kita juga akan lakukan rehabilitasi hutan dan lahan serta naturalisasi jalur sungai karena sekarang jalur sungai sudah hampir rata dengan tanah," tambah dia.
Banjir bandang di Sentani terjadi pada Sabtu (16/3) akibat curah hujan ekstrem menyebabkan 112 orang meninggal dunia, 82 orang hilang, 917 orang luka-luka, 8.008 orang mengungsi dan 33.161 KK terdampak. Selain itu tercatat, 1.770 unit rumah rusak.
Baca juga: 77 korban meninggal banjir Sentani yang telah teridentifikasi
Baca juga: 74 Korban banjir di Sentani belum ditemukan
Banjir Sentani akibatkan kerugian Rp454 miliar
Jumat, 29 Maret 2019 21:25 WIB 1226