Jakarta (ANTARA) - Mungkin tidak ada yang menduga Real Madrid akan tumbang dengan mudah di kandang sendiri di ajang Liga Champions dimana mereka adalah juara bertahannya.
Terlebih lagi, mereka kalah telak 1-4, dan mereka kalah dari Ajax Amsterdam yang mereka kalahkan pada leg pertama dengan skor 2-1 di Amsterdam.
Bintang utama pada pertandingan itu adalah pemain tengah asal Serbia, Dusan Tadic. Ia mengaku terinspirasi oleh sosok Zinedine Zidane ketika membawa Ajax Amsterdam melumat tuan rumah sekaligus juara bertahan Real Madrid 4-1 pada pertandingan kedua babak 16 besar Liga Champions di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, Rabu dinihari WIB.
Pemain berusia 30 tahun itu memberikan umpan matang kepada Hakim Ziyech dan David Neres yang membuat Ajax memimpin 2-0 dan mencetak satu gol melalui permainan cemerlang untuk mengubah skor menjadi 3-0.
"Ini mungkin permainan sepak bola terbaik yang pernah saya mainkan," kata Tadic kepada wartawan usai pertandingan.
"Kami mengalahkan klub terbaik dunia. Saya sangat bangga dan saya kira kami telah membuat gembira banyak orang malam ini," katanya.
Baca juga: Real Madrid dihancurkan Ajax 1-4 di kandang sendiri
Baca juga: Ajax manfaatkan peluang Madrid tanpa Ramos
Tadic, yang bergabung dengan Ajax tahun lalu setelah kurang mendapat tempat selama empat tahun bersama Southampton, benar-benar membuat tidak berdaya lapangan tengah Real Madrid yang dijaga trio Toni Kroos, Luka Modric dan Casemiro.
"Zidane selalu menjadi pemain favorit saya. Mungkin saya terlalu sering menyaksikan tendangan sontekan dia," katanya.
Dengan kemenangan tersebut, Ajax memupus harapan Real Madrid untuk mempertahankan gelar karena secara keseluruhan unggul 5-3 setelah kalah 1-2 pada pertemuan pertama bulan lalu di Amsterdam.
Meski bermain di hadapan pendukung tuan rumah, Ajax sama sekali tidak memperlihatkan tanda-tanda ketakutan dan justru menampilkan permainan yang mengingatkan kepada masa jaya klub itu di era pelatih Louis van Gaal yang sukses merebut gelar juara Liga Champions secara beruntun pada 1995 dan 1996.
"Penampilan kami mendekati sempurna. Melihat dua pertandingan ini, kami jelas pantas lolos ke babak berikutnya. Saya benar-benar menikmati melihat permainan tim saya malam in," kata pelatih Ajax, Erik ten Hag.
Sementara itu kapten Ajax, Matthijs de Ligt mengakui bahwa timnya menjadi termotivasi setelah menyadari bahwa penantian selama 24 tahun untuk meraih gelar juara kelima, nyaris sirna.
Baca juga: Kembali tundukkan Dortmund, Tottenham ke perempat final Liga Champions
Baca juga: Tottenham Hotspurs pakai stadion baru untuk perempat final Liga Champions
Ajax hancurkan Madrid 4-1, Tadic mengaku terinspirasi Zidane
Rabu, 6 Maret 2019 19:30 WIB 712